Tolak Habib Syech, Kelompok Banyuwangi Ancam Aksi dan Laporkan Dugaan Korupsi
Banyuwangi – Jelang perayaan malam tahun baru, tensi di Banyuwangi memanas. Sebuah kelompok masyarakat menyatakan penolakan terhadap kehadiran Habib Syech dan mengancam akan menurunkan paksa dari panggung jika tetap dihadirkan. Penolakan ini dilandasi tuduhan bahwa Habib Syech telah merusak sejarah NKRI dan NU, serta menyelewengkan aset dan semangat perjuangan NU.
Kelompok masyarakat yang mengklaim sebagai pejuang Wali Songo ini menuding Habib Syech dan kelompoknya telah melencengkan hak-hak aset Nahdlatul Ulama. Mereka juga menyoroti perubahan lirik lagu “Yalal Waton” yang dianggap merusak semangat perjuangan NU. “Yalal Waton itu dulu untuk Indonesia, bukan untuk Malaysia. Ini sudah kurang ajar,” tegas perwakilan kelompok ini dalam wawancara. Mereka juga menuduh kehadiran Habib Syech di berbagai acara sebagai ajang bisnis yang meraup keuntungan pribadi, sementara seharusnya dana tersebut dialokasikan untuk membantu yayasan yatim piatu, pondok pesantren, dan kaum dhuafa.
Kelompok ini mengklaim siap menurunkan 1600 orang untuk menghadiri acara malam tahun baru dan menurunkan paksa Habib Syech dari panggung. Mereka juga mengaku telah memiliki pasukan yang siap bertindak. “Kami akan datang dengan pasukan kami, bukan mengobrak-abrik sholawatannya, tapi kita memaksa menurunkan Habib dari panggung,” ujar perwakilan kelompok ini. Mereka meminta pemerintah daerah untuk mengundang ulama lokal atau tokoh agama yang lain, dan siap mendukung kegiatan peringatan akhir tahun yang tidak menghadirkan Habib Syech.
Selain menolak kehadiran Habib Syech, kelompok ini juga menyatakan kekecewaannya terhadap Bupati Banyuwangi yang dianggap tidak mengindahkan aspirasi mereka, padahal mereka telah mendukung kemenangan Bupati dalam pemilihan sebelumnya. Mereka juga menuding adanya penyelewengan anggaran dalam kegiatan-kegiatan pemerintah daerah, khususnya terkait perayaan tahun baru. “Saya akan laporkan ke KPK atas pelanggaran-pelanggaran yang selama ini dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Banyuwangi,” kata perwakilan kelompok, yang mengaku pernah 10 tahun memimpin anggaran di DPRD Kabupaten Banyuwangi.
Sebagai solusi, kelompok ini mengusulkan agar pemerintah daerah lebih baik menyelenggarakan acara sholawatan dengan mengundang ulama lokal atau tokoh agama lain di Banyuwangi. “Silakan dibesarkan (sholawatan), tapi jangan menghadirkan Habib Syech,” tegas mereka. Mereka juga menekankan bahwa kegiatan sholawatan adalah bagian dari kewajiban umat Muslim, namun kehadiran Habib Syech dianggap tidak relevan dan justru memicu perpecahan.
Kelompok ini mengimbau kepada warga Nahdlatul Ulama (NU) untuk tidak menghadiri acara yang menghadirkan Habib Syech, terutama pada malam tahun baru. Mereka juga berharap masyarakat Banyuwangi bisa sadar dan kembali pada prinsip-prinsip kemerdekaan. “Kita itu merdeka, lahir dari orang tua yang sudah merdeka, kok sekarang mau jadi Muhibin jadi anteknya Habib ini kan sangat ironis,” kata perwakilan kelompok ini.
Artikel ini dilangsir dari youtube LSAP Banyuwangi: https://youtu.be/GROvY-jTc6E?si=dTWaWNgllXKYNc71



