Kemendikbudristek Luncurkan Rapor Pendidikan 2.0 Platform Pendidikan yang Lebih Terarah dan Efektif
Daftar Isi
Jakarta, mediakampung.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Rapor pendidikan versi 2.0 pada April 2022 sebagai bagian dari program merdeka belajar ke-19. Rapor pendidikan 2.0 bertujuan untuk mempermudah pemerintah daerah (pemda) dalam menyusun perencanaan program yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Rapor pendidikan berfungsi sebagai dasar untuk menyusun program dan kegiatan pendidikan berdasarkan perencanaan yang didasarkan pada data. Perencanaan berbasis data ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara yang lebih terarah dan efektif.
Menteri pendidikan, kebudayaan, Riset, dan Teknologi (mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyatakan bahwa platform Rapor Pendidikan 2.0 telah resmi dapat diakses oleh masyarakat sejak Rabu (5/6/2023). Ia juga mengajak semua pihak untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan dengan semangat gotong royong.
Berdasarkan informasi yang terdapat di laman merdekabelajar.kemdikbud.go.id, Rapor Pendidikan 1.0 dinilai sulit dipahami dan dimengerti oleh tenaga pendidik. Selain itu, platform tersebut hanya meninjau data berdasarkan nilai dan indikator tertentu dalam menganalisis permasalahan. Oleh karena itu, kemendikbudristek meluncurkan Rapor Pendidikan 2.0 sebagai penyempurnaan dari versi sebelumnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah (Dirjen PDM), Iwan Syaril, menjelaskan bahwa Rapor Pendidikan 2.0 memiliki fitur baru yang dapat membantu perencanaan program dan anggaran di tingkat pemda menjadi lebih ringkas. Ia juga menyatakan bahwa Rapor Pendidikan versi terbaru memungkinkan kolaborasi antara kepala satuan pendidikan (satdik) dan dinas pendidikan dari berbagai daerah. Rapor Pendidikan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengidentifikasi masalah, merefleksikan akar permasalahan, dan meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh.
Plt. Kepala Pusat Standar dan Kebijakan, Irsyad Zamjani, meyakini bahwa dengan penyempurnaan Rapor Pendidikan, kualitas perencanaan program pendidikan dapat meningkat dari tahap analisis, perencanaan, hingga tindak lanjut. Instrumen dalam Rapor Pendidikan juga dapat digunakan untuk mengevaluasi sistem pendidikan secara menyeluruh, baik untuk evaluasi internal maupun eksternal.
Rapor Pendidikan 2.0 memiliki beberapa fitur baru yang memudahkan pengguna dalam mengakses platform tersebut. Fitur-fitur tersebut antara lain halaman “Ringkasan” yang memberikan deskripsi singkat tentang kondisi satuan pendidikan yang dapat dibaca dalam waktu kurang dari 1 menit. Terdapat enam indikator prioritas untuk jenjang pendidikan dasar (SD) hingga menengah (SMA) dan delapan indikator prioritas untuk jenjang menengah kejuruan (SMK).
Indikator-indikator tersebut mencakup kemampuan literasi, kemampuan numerasi, karakter, iklim keamanan sekolah, iklim kebhinekaan, kualitas pembelajaran, penyerapan lulusan SMK, dan hubungan dengan dunia kerja. Pewarnaan pada indikator prioritas menggunakan tiga warna, yaitu merah untuk kurang, kuning untuk sedang, dan hijau untuk baik.
Rapor Pendidikan juga menyajikan perbandingan hasil capaian dengan tahun sebelumnya pada setiap kartu indikator. Terdapat tombol “Apa artian capaian saya?” yang membantu memahami skor dari setiap indikator dan sumber datanya. Selain itu, terdapat halaman “Akar Masalah” untuk mengetahui alasan di balik pewarnaan pada capaian, serta halaman “Inspirasi Benahi” yang memberikan tips dan cara untuk memperbaiki masalah yang ada.
Kepala dinas pendidikan Kepemudaan dan olahraga Kabupaten Temanggung, Agus Sujarwo, mengungkapkan pengalaman positifnya dalam menggunakan Rapor Pendidikan 1.0 untuk meningkatkan mutu pendidikan di wilayahnya. Melalui penggunaan Rapor Pendidikan, Agus berhasil memperoleh penghargaan Anugerah merdeka belajar Kategori pemerintah daerah, Subkategori “Transformasi Pembelajaran”. Sebanyak 31 persen dari total anggaran dana daerah Kabupaten Temanggung senilai Rp1,9 triliun dialokasikan untuk pengembangan sektor pendidikan.
Agus menjelaskan bahwa pengalaman mereka dimulai dengan menggunakan data dari Rapor Pendidikan. Meskipun hasilnya harus dianalisis dan disinkronkan dengan indikator SPM untuk dimasukkan ke dalam Sistem Informasi pemerintah daerah (SIPD) dan Rencana Kerja pemerintah daerah (RKPD), namun hal tersebut membuahkan hasil positif. Agus juga mengapresiasi Rapor Pendidikan sebagai acuan yang sangat berguna dalam mengarahkan kebijakan pendidikan di daerahnya. Ia juga mengajak satuan pendidikan untuk memperbarui data Dapodik, yang merupakan salah satu sumber data yang disajikan dalam Rapor Pendidikan.
infografis Platform Rapor Pendidikan 2.0





Video Tutorial Penggunaan Platform Rapor Pendidikan 2.0
Harap terima cookie YouTube untuk memutar video ini. Dengan menerima, Anda akan mengakses konten dari YouTube, layanan yang disediakan oleh pihak ketiga eksternal.
Jika Anda menerima pemberitahuan ini, pilihan Anda akan disimpan dan halaman akan disegarkan.
Sumber: merdekabelajar.kemdikbud.go.id


