Lapas Banyuwangi Berinovasi dengan Program Pembinaan Berbasis Pondok Pesantren
BANYUWANGI – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi memberikan pendampingan pembinaan awal bagi tahanan baru yang masih berada di kamar masa pengenalan lingkungan (mapenaling). Program ini merupakan bagian dari upaya pembinaan berbasis pondok pesantren yang bertujuan untuk membentuk karakter kepribadian positif bagi seluruh warga binaan.
Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi, menjelaskan bahwa pendampingan pembinaan awal ini meliputi pembinaan kepribadian melalui tausiah keagamaan serta pengenalan program-program pembinaan yang ada di Lapas Banyuwangi.
“Tausiah keagamaan diberikan sebagai fondasi moral dan spiritual, sementara pengenalan program bertujuan agar warga binaan memahami proses pembinaan yang akan mereka jalani selama berada di Lapas,” ujar Mukaffi pada Jumat, 31 Januari 2025.
Mukaffi menambahkan bahwa pembentukan karakter bagi warga binaan merupakan hal yang penting sebagai langkah untuk membentuk nilai-nilai positif yang dapat mengubah perilaku mereka.
“Pembinaan awal ini adalah langkah pertama untuk membentuk kepribadian yang baik dan membekali warga binaan dengan nilai-nilai positif yang dapat menjadi pegangan hidup mereka,” ungkapnya.
Harapannya, ilmu dan pengetahuan yang didapatkan selama proses pembinaan berbasis pondok pesantren ini tidak hanya tersebar di kalangan kamar santri, tetapi juga dapat disebarluaskan ke seluruh kamar hunian.
“Kami berharap setiap warga binaan yang telah mendapatkan pembinaan dapat menjadi agen perubahan dengan menyebarkan ilmu yang bermanfaat kepada rekan-rekan di kamar lainnya,” tambahnya.
Program pembinaan berbasis pondok pesantren ini merupakan inovasi Lapas Banyuwangi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi transformasi diri warga binaan. Melalui pendekatan keagamaan dan pendidikan, diharapkan warga binaan dapat kembali ke masyarakat dengan bekal ilmu dan karakter yang lebih baik.



