Kemlu: Indonesia Tetap Jadi Teladan Harmoni Beragama, UE Akui Hadapi Islamofobia

Jakarta — Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menegaskan bahwa Indonesia masih menjadi contoh nyata kehidupan harmonis dan toleran di tengah keberagaman, meski tatanan global terus berubah.

Penegasan itu disampaikan Direktur Diplomasi Publik Kemlu, Ani Nigeriawati, saat membuka Indonesia–EU Interfaith and Intercultural Dialogue (Dialog Lintas Agama dan Budaya) di Jakarta, Kamis.

“Posisi Indonesia sebagai role model kehidupan antarumat beragama dan antarbudaya masih dilihat negara-negara lain sebagai praktik harmoni dan toleransi yang nyata,” ujarnya kepada wartawan.

Dialog Indonesia–Uni Eropa Kembali Digelar

Kegiatan dialog lintas agama terakhir kali digelar pada 2012. Tahun ini, Kemlu dan Uni Eropa kembali menggelar forum yang berlangsung pada 27 November hingga 1 Desember 2025, di sejumlah lokasi di Jakarta dan Yogyakarta — termasuk Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.

Forum melibatkan:

tokoh agama,

akademisi,

masyarakat sipil,

pembuat kebijakan dari Indonesia dan Uni Eropa.

Agenda utama mencakup penguatan toleransi, koeksistensi damai, pemahaman lintas budaya, serta langkah bersama menghadapi tantangan global.

Ani menekankan bahwa hubungan Indonesia–Uni Eropa membutuhkan fondasi pemahaman bersama, yang dapat terus berkontribusi pada perdamaian dunia.

Ia berharap dialog ini membuka jalan lebih luas bagi cultural exchanges, pertukaran masyarakat, dan kolaborasi antar pemimpin agama maupun organisasi berbasis kepercayaan.

Uni Eropa: Kami Masih Hadapi Islamofobia dan Rasisme

Deputy Head of Mission EU Delegation to Indonesia, Stéphane Mechati, yang hadir dalam forum, menyatakan bahwa Uni Eropa mengakui masih ada diskriminasi terhadap kelompok tertentu, termasuk komunitas Muslim.

“Kami menghadapi masalah di Uni Eropa. Ada kecenderungan Islamofobia, antisemitisme, dan rasisme, dan kami berkomitmen kuat melawan pandangan-pandangan itu,” ujarnya.

Mechati menegaskan bahwa dialog seperti ini sangat penting untuk memperdalam pemahaman Uni Eropa mengenai keberagaman budaya dan agama di Indonesia.

“Kami perlu belajar dan berinvestasi dalam dialog, dan inilah yang kami lakukan,” katanya. (balqis).

saluran-whatsapp-mediakampung