Rencana Bebas Visa Bagi 20 Negara Bakal Dorong Pencapaian Target Wisman 2024
Media Kampung – Menteri Peluang Usaha Pariwisata lalu Sektor Bisnis Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, ketika ini sedang diusulkan 20 negara yang mana akan mendapatkan bebas visa kunjungan ke Indonesia.
Pemilihan 20 negara yang dimaksud berdasarkan pada beberapa faktor yakni, tingkat kunjungan wisatawan dari negara yang disebutkan ke Indonesia, pendapatan per kapita dalam negara tersebut, dampak ekonomi, asas timbal balik dan juga aspek keamanan.
Rencana bebas visa kunjungan untuk 20 negara yang dimaksud juga sebagai upaya di pencapaian target wisatawan di luar negara (wisman) tahun depan. Di mana tahun depan pemerintah memiliki target ada 12,5 jt hingga 14 jt kunjungan wisatawan di negara lain ke Indonesia.
“Ini akan diputuskan serta dituangkan di bentuk kebijakan, setelahnya mendapat arahan dari pak presiden akhir tahun ini atau awal tahun depan. Penerapan ini mampu sebagai bagian dari penciptaan target 2024 yaitu antara 12,5 jt sampai 14 jt dibatas menghadapi wisatawan luar negeri tahun depan,” kata Sandiaga di Weekly Briefing Kementerian Perjalanan lalu Sektor Bisnis Kreatif, Hari Senin (18/12).
Ia menyebut, bebas visa kunjungan untuk 20 negara yang dimaksud memang sebenarnya masih pada tahap usulan. Namun, Sandi menuturkan pihaknya memacu agar rencana bebas visa sanggup segera diputuskan presiden.
Saat ini, pembahasan masih dijalankan di dalam tingkat Kementerian/Lembaga antara lain dengan Kementerian Hukum dan juga HAM, Kementerian Luar Negeri, Polri kemudian lainnya.
Meski demikian, pemberian bebas visa tak semata untuk mengejar target kuantitas wisatawan. Sandi menegaskan, pemerintah tetap memperlihatkan ingin mewujudkan wisatawan yang dimaksud berkualitas serta berkelanjutan. Maka dipilih negara dengan wisatawan yang mana memberikan dampak kegiatan ekonomi pada sektor pariwisata.
“Jadi kita tidaklah kejar hitungan kuantitas tapi perubahan green tourism. Tapi kita bidik negara yang sanggup berikan dampak perekonomian terbesar. Aspek reciprosity masih jadi acuan tapi juga lihat kebijakan mana yang mana berdampak pada sektor ekonomi masyarakat. Kebijakan harus berikan kesejahteraan masyarakat,” jelas Sandi.
Lebih lanjut kata Sandi, pemberian visa bebas kunjungan telah tambahan dulu diberikan seperti di tempat Thailand, Vietnam lalu Singapura. Menurutnya, Indonesia juga harus bergabung adaptif di kebijakan pariwisata seperti negara tetangga.
“Beberapa negara bahkan melakukan fleksibel policy, jadi menyingkap tutup cepat sekali. Misal Imlek ia buka, pasca imlek ditutup lagi. Nah ini kita harus mampu untuk bisa jadi menangkap potensi ini dengan kebijakan-kebijakan yang mana sangat adaptif berbasis data,” jelas Sandi.
Kembali, Ia menegaskan rencana kebijakan bebas visa tidak untuk mengejar kuantitas kunjungan, tapi untuk mengejar wisatawan di luar negara yang digunakan memberikan dampak perekonomian pada sektor pariwisata.
Selain mengejar kunjungan wisatawan mancanegara, eksekutif juga menyokong pergerakan wisatawan domestik.



