Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah dijalankan pemerintah disebut memiliki dua sisi yang berpengaruh besar terhadap perekonomian nasional. Di satu sisi, program ini dinilai mampu menjadi penggerak ekonomi rakyat jika dirancang dengan matang dan mengandalkan bahan pangan lokal. Namun di sisi lain, tanpa pengawasan ketat, pelaksanaannya berpotensi menimbulkan beban fiskal dan mendorong ketergantungan pada impor.

Pengamat ekonomi, Esther Sri Astuti, menjelaskan bahwa program ini membawa manfaat signifikan terutama dalam peningkatan gizi anak dan penciptaan lapangan kerja baru di sektor pangan. Meski begitu, ia mengingatkan bahwa dampak positif itu bisa berkurang bila kebutuhan bahan baku justru dipenuhi dari luar negeri. Menurutnya, ketergantungan pada impor justru dapat menggerus tujuan pemberdayaan ekonomi lokal yang menjadi salah satu semangat utama program tersebut.

Ia menilai bahwa keberhasilan MBG bergantung pada kemampuan pemerintah membangun rantai pasok domestik yang stabil. Bila bahan pangan seperti susu, telur, tepung, hingga sumber karbohidrat diserap dari petani dan produsen lokal, maka manfaat ekonomi dapat menyebar lebih luas ke daerah-daerah. Ia mencontohkan Papua yang bisa mengandalkan sagu, Nusa Tenggara Timur dengan tepung lokal, hingga Madura yang kaya jagung. Pemanfaatan pangan lokal, menurutnya, bukan hanya memperkuat ekonomi rakyat tetapi juga menjadi fondasi penting kemandirian pangan nasional.

Meski membawa harapan besar, Esther mengingatkan adanya tantangan teknis di lapangan, terutama soal distribusi makanan ke sekolah-sekolah. Ia menilai proses distribusi harus dilakukan secara profesional karena keterlambatan dapat membuat bahan makanan rusak dan berisiko menimbulkan keracunan. Menurutnya, kegagalan manajemen distribusi tidak hanya menimbulkan kerugian finansial, tetapi juga membahayakan keselamatan anak-anak.

Program MBG kini menjadi sorotan karena dinilai memiliki potensi besar dalam meningkatkan kualitas gizi sekaligus menggerakkan ekonomi. Namun para ahli mengingatkan bahwa keberhasilannya sangat bergantung pada pengelolaan rantai pasok, pemanfaatan pangan lokal, dan sistem distribusi yang tertata. Jika dijalankan dengan tepat, program ini dapat menjadi instrumen penting dalam membangun fondasi ekonomi kerakyatan yang kuat. (putri).

google-berita-mediakampung
saluran-whatsapp-mediakampung