Event Balap Sepeda Unggulan yang Jadi Warisan
Kawasan Banyuwangi kembali mencuri perhatian dunia olahraga. Pemerintah daerah mendapat penghargaan dari PB ISSI karena komitmennya dalam menyelenggarakan event balap sepeda secara berkelanjutan. Prestasi ini mengangkat nama Banyuwangi sebagai salah satu destinasi utama olahraga-pariwisata berbasis sepeda.
Penghargaan dan Pengakuan Nasional
Pemberian penghargaan
Penghargaan diserahkan langsung kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, oleh Ketua Umum PB ISSI yang juga menjabat Kapolri, Listyo Sigit Prabowo, di acara Musyawarah Nasional Indonesia Cycling Federation (ICF) di Jakarta.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir, turut memberikan apresiasi atas strategi Banyuwangi yang mengintegrasikan olahraga dan pariwisata. Menurutnya, sinergi antara olahraga dan ekonomi lokal adalah kunci untuk pembangunan daerah yang makin inklusif.
Alasan penghargaan diberikan
PB ISSI menilai Banyuwangi layak mendapat penghargaan karena beberapa faktor:
Konsistensi dalam menyelenggarakan event balap sepeda internasional dan nasional.
Tersedianya fasilitas berkelas, seperti sirkuit BMX supercross di Muncar yang disebut salah satu yang terpanjang di Asia Tenggara.
Peran aktif pemerintah daerah dalam mendukung event sebagai bagian dari agenda sport tourism.
Event Balap Sepeda yang Menjadi Andalan
Rangkaian event Indonesia & internasional
Banyuwangi dikenal sebagai tuan rumah sejumlah kejuaraan balap sepeda, di antaranya:
Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) yang telah masuk kalender resmi Union Cycliste Internationale (UCI).
Banyuwangi Ijen Geopark Downhill dan Banyuwangi Bluefire Ijen KOM, serta event BMX Internasional.
Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Balap Sepeda Road Race & BMX yang melibatkan banyak provinsi di Indonesia.
Kontribusi terhadap sport tourism
Menjadi tuan rumah event balap sepeda memberikan efek berganda. Tak hanya menyumbang prestasi olahraga, tetapi juga membuka peluang ekonomi melalui pariwisata, hotel, jasa transportasi, UMKM, dan promosi destinasi. Pemerintah daerah sudah menyatakan bahwa “sport tourism” adalah strategi unggulan untuk mengombinasikan olahraga dan pembangunan ekonomi lokal.
Tantangan dan Peluang ke Depan
Tantangan yang harus dihadapi
Walaupun pencapaian sudah menggembirakan, beberapa tantangan tetap muncul:
Memastikan keberlanjutan event agar tidak hanya sekali-dua kali tetapi menjadi agenda rutin yang stabil.
Menjaga infrastruktur dan fasilitas agar memenuhi standar internasional, termasuk keamanan dan kenyamanan bagi atlet dan penonton.
Memastikan event tidak hanya fokus pada tahun berjalan tetapi juga memperkuat ekosistem olahraga dan pariwisata jangka panjang.
Peluang pengembangan
Dengan basis yang kuat sebagai kota penyelenggara event balap sepeda, Banyuwangi dapat menarik lebih banyak atlet asing dan tim internasional, memperkuat branding global.
Pemanfaatan rute balap sebagai daya tarik wisata sepeda (cycling tourism) bagi komunitas domestik dan mancanegara.
Kolaborasi antar sektor – olahraga, pariwisata, ekonomi kreatif – bisa memperbesar dampak positif bagi masyarakat lokal.
Penghargaan dari PB ISSI bukan sekadar pengakuan simbolik — ia menunjukkan bahwa konsistensi dan sinergi antara pemerintah daerah, penyelenggara event, dan masyarakat dapat menciptakan model pengembangan olahraga yang efektif. Bagi Banyuwangi, ini adalah langkah penting untuk menegaskan identitasnya sebagai destinasi unggulan sport tourism.
Ke depan, keberhasilan ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah-lain untuk mengintegrasikan olahraga dengan ekonomi kreatif dan pariwisata. Sementara itu, untuk warga lokal, event-event ini berarti kesempatan lapangan kerja, promosi daerah, dan kebanggaan atas kota mereka yang kini menjadi sorotan nasional dan bahkan internasional.
Dengan penghargaan ini, Bayuwangi memperlihatkan bahwa ketika olahraga dikelola dengan visi yang tepat—tidak hanya sebagai ajang kompetisi tetapi juga sebagai peluang pembangunan—maka hasilnya dapat melampaui lintasan balap dan berdampak nyata pada kehidupan masyarakat. (selsy).



