Dalam gelaran pameran e-commerce berskala internasional tahun 2025, produk-lokal Indonesia mencuri perhatian dengan kehadiran yang semakin kuat. Dari kerajinan tangan hingga makanan olahan, berbagai produk dalam negeri menunjukkan bahwa mereka bukan lagi sekadar pemain lokal—melainkan calon unggulan di pasar global. Apakah gerakan ini menjadi sinyal bahwa era produk “Made in Indonesia” sudah naik kelas? Dan apa artinya bagi perekonomian nasional?
Momentum Baru bagi Produk Lokal
Pameran Internasional sebagai Panggung Utama
Pada ajang pameran dagang global yang mengusung format e-commerce dan business-to-business (B2B), produk lokal Indonesia memperoleh platform untuk memperkenalkan diri ke pasar dunia. Pemerintah melalui kementerian terkait telah menggalakkan fasilitasi bagi pelaku industri kecil, menengah dan mikro (IKM/UMKM) agar dapat ikut serta.
Partisipasi ini bukan sekadar pamer produk, melainkan menjembatani jaringan bisnis, menarik buyer internasional, hingga membuka peluang ekspor yang sebelumnya sulit dijangkau.
Kualitas & Inovasi Menjadi Faktor Kunci
Strategi utama agar produk lokal bisa bersaing di pameran internasional adalah penguatan kualitas, inovasi desain dan kemasan, serta diferensiasi produk. Sebagaimana dicatat, pelaku UMKM yang terlibat tidak hanya membawa produk, melainkan juga nilai tambah, seperti keunikan bahan baku, cerita asal-usul, hingga konsep produksi berkelanjutan.
Langkah ini memungkinkan produk lokal untuk tidak hanya tampil, tapi juga dilirik sebagai mitra dagang serius oleh buyer dari luar negeri.
Capaian Nyata dan Signifikansi Ekonomi
Penetrasi Pasar Global yang Terbuka
Hasil konkret telah terlihat: pelaku UMKM Indonesia mencatat nilai transaksi yang signifikan di ajang-ajang bergengsi. Salah satu contoh, produk binaan suatu lembaga keuangan nasional berhasil meraih potensi transaksi ratusan ribu dollar AS di pameran internasional.
Hal ini menunjukkan bahwa eksistensi “produk lokal” di pasar global bukan sekadar aspirasi, melainkan mulai menjadi kenyataan.
Dampak untuk Ekonomi Mikro dan Nasional
Partisipasi aktif produk lokal dalam pameran internasional berdampak lebih luas dari sekadar transaksi sesaat. Ini membantu menaikkan kapasitas produksi UMKM, memperkuat brand nasional, dan membuka jalur ekspor yang selama ini terbatas. Pemerintah bahkan menyebut bahwa upaya ini merupakan bagian dari strategi untuk “naik kelas” bagi IKM.
Secara makro, apabila banyak produk lokal yang berhasil menembus pasar luar, maka multiplier effect ke ekonomi nasional — baik dari sisi devisa, nilai tambah produksi, maupun penciptaan lapangan kerja — bisa sangat berarti.
Tantangan yang Masih Membayangi
Standar Mutu dan Sertifikasi Internasional
Meskipun momentum positif ada, sejumlah produk lokal masih menghadapi hambatan, terutama terkait standar mutu, kemasan, serta sertifikasi yang sesuai dengan regulasi internasional. Buyer global umumnya menuntut bukti kualitas, keberlanjutan, dan konsistensi pengiriman—yang belum sepenuhnya dikuasai oleh semua IKM.
Skala Produksi dan Rantai Pasok
Penetrasi ke pasar global membutuhkan kesiapan bukan hanya dalam satu produk, tetapi juga dalam rantai pasok yang bisa menjamin kontinuitas dan volume produksi. Banyak pelaku usaha lokal yang masih terbatas kapasitasnya, sehingga ketika buyer internasional menawarkan order besar sering kali mengalami kendala logistik atau produksi.
Akses dan Informasi Pasar
Terakhir, akses ke informasi pasar luar negeri—termasuk tren konsumen, regulasi negara tujuan, serta jaringan distribusi—masih menjadi gap. Pembinaan yang terus-menerus dan jejaring bisnis yang kuat sangat dibutuhkan agar produk lokal tidak hanya hadir di pameran, tapi juga berkelanjutan.
Strategi Memperkuat Daya Saing Produk Lokal
Kolaborasi Pemerintah, Korporasi dan UMKM
Sinergi antara pemerintahan, pelaku korporasi besar, dan pelaku UMKM menjadi salah satu kunci. Korporasi bisa membantu akses ke teknologi, pelatihan, pendanaan, dan jaringan pasar. Pemerintah menyediakan regulasi yang mendukung dan fasilitas ekspor. Ketika ketiganya berjalan bersama, produk lokal punya kesempatan lebih besar untuk berkembang.
Fokus pada Cerita Produk dan Branding
Di pasar internasional, bukan sekadar ‘barang’ yang dijual — tetapi juga cerita di baliknya. Produk yang mengusung cerita lokal, bahan baku khas, produksi ramah lingkungan atau etis sering mendapatkan tempat lebih. Penguatan brand lokal dengan identitas yang kuat meningkatkan peluang menarik buyer global.
Investasi pada Mutu dan Skala Produksi
Peningkatan mutu tentu harus diikuti oleh kesiapan skala produksi yang memadai. Pelaku usaha perlu mempertimbangkan investasi dalam teknologi, sistem manajemen kualitas, dan perencanaan logistik agar ketika order besar datang, dapat dipenuhi dengan baik. Hal ini juga termasuk memperhatikan aspek keberlanjutan dan ekspansi pasar.
Kehadiran produk-lokal Indonesia dalam pameran e-commerce internasional 2025 menandai titik balik penting bagi industri domestik. Bukan hanya sekadar ikut pameran, melainkan menunjukkan bahwa mereka siap bersaing di tingkat global. Tantangan tetap ada—mutu, skala, akses pasar—namun dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang kuat, peluang untuk “go global” semakin terbuka lebar. Bagi para pelaku usaha, ini saatnya tidak sekadar tampil di panggung, tapi benar-benar menulis cerita sukses ekspor nasional. (selsy).


