Ngaji Manuskrip Kuno Nusantara (Ngariksa) ke -100 Di Banyuwangi, Kupas Kedekatan Agama dengan Budaya

waktu baca 3 menit
Ngaji Manuskrip Kuno Nusantara

Media kampung – Ngaji Manuskrip Kuno Nusantara (Ngariksa) ke 100 digelar di Di Pendopo Sabha Swagata , Jumat malam (22/09/2023) yang diikuti , Seni dan di . Diantaranya yang hadir adalah Ketua Dewan (DKB), Hasan Basri, Ketua komunitas , Syafaat, Direktur , Samsudin Adlawi, Kepala Balitbang Mastuki, Rektor Babun Suharto serta .

Ngariksa ke 100 merupakan salah satu momentum penting bagi para penggiat seni dan di . Acara yang diadakan di Pendopo Sabha Swagata tersebut berhasil mengumpulkan tokoh-, seni, dan yang tidak hanya dari , tetapi juga dari daerah lain.

Selain itu, kehadiran Kang Oman Faturahman sebagai salah satu narasumber juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para peserta yang hadir.

Yang menarik, dalam paparannya, Oman Faturahman juga menampilkan slide keterlibatan siswa madrasah dalam kegiatan . “Agama dan merupakan soal-soal yang perlu di harmonisasi untuk emas 2045” kata Oman.

Dalam acara tersebut, , menyampaikan rasa bangganya atas diselenggarakannya Ngariksa secara reguler di kabupaten tersebut.

“Acara ini sangat menarik karena mengupas tentang kedekatan antara agama dan . Maka penting memahami bahwa dalam agama terdapat nilai-nilai budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan,” ucap Ipuk.

Pembina Ngariksa, Lukman Hakim Syaifudin, juga turut memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga masa lalu kita agar terkait dengan masa kini dan antisipasi kedepan.

sebagai yang beragam budaya perlu menjaga naskah-naskah kuno sebagai bagian dari kekayaan khasanah budaya di ,” kata Lukman.

Selain itu, dalam acara tersebut, dilakukan juga seremoni penyerahan Kitab Al-Qur'an Terjemah Bahasa Osing oleh Rektor UIN KHAS Jember kepada beberapa tokoh yang hadir.

Lukman Hakim Syaifudin juga menyerahkan buku karyanya berjudul “”. Ini menunjukkan bahwa kegiatan Ngariksa tidak hanya membahas tentang naskah kuno, tetapi juga keterlibatan siswa madrasah dalam kegiatan .

Tidak hanya itu, dalam kegiatan tersebut juga ditampilkan mocoan lontar Babat Tawang Alun oleh Komunitas Osing. Ini adalah bentuk apresiasi terhadap seni dan budaya tradisional yang ada di Banyuwangi.

, juga menyampaikan dukungannya terhadap seni dan budaya yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama. Hal ini menunjukkan adanya sinergi antara agama dan budaya dalam membangun Banyuwangi yang lebih baik.

Ngariksa ke 100 yang diadakan di Banyuwangi ini menjadi tonggak penting bagi dan budayawan di daerah tersebut. Acara ini tidak hanya menjadi ajang untuk berbagi pengetahuan dan pemahaman, tetapi juga menjadi momentum untuk terus berkarya demi kemajuan seni dan budaya di .

Dapatkan update Berita Pilihan Dan Breaking News setiap hari dari Mediakampung.com Di Google News. Caranya klik link ini Meka News Dan kemudian Klik Follow.
Media Kampung - Kami ada di Google News - Google Berita