Media Kampung – Isu potensi pecahnya Koalisi indonesia Maju (KIM) bukanlah sekadar gosip belaka. Salah satu indikatornya adalah keterlambatan pengumuman calon wakil presiden.
Berita yang beredar menyebutkan bahwa koalisi ini berisiko pecah apabila anak sulung Presiden joko widodo, gibran rakabuming Raka, tidak diusung sebagai pendamping prabowo subianto.
Dalam skenario ini, Partai Amanat Nasional (PAN) tampaknya akan tetap mencalonkan erick thohir sebagai cawapres. Sementara itu, partai golkar tampaknya ingin mengusung Airlangga Hartarto.
Dalam situasi ini, kita berpotensi melihat kebuntuan dalam menentukan calon wakil presiden, yang akhirnya bisa memaksa partai golkar untuk keluar dari koalisi. Mereka mungkin akan menggoda partai demokrat dengan menawarkan posisi cawapres kepada Ketua Umum partai demokrat, agus harimurti yudhoyono (AHY).
Di sisi lain, prabowo mungkin akan tetap bersama PAN dan mengusung erick thohir sebagai cawapres.
Yang menarik adalah bahwa skema ini bukan sekadar wacana. Bukti dari poster yang beredar luas di platform pesan singkat WhatsApp pada Kamis malam (19/10/2023). Poster tersebut memperlihatkan gambar Airlangga Hartarto dan AHY sebagai capres dan cawapres, dengan nama “Koalisi Kerakyatan dan Kebangsaan” sebagai pengusung pasangan tersebut.
Pecahnya KIM menjadi perbincangan hangat dan akan memiliki dampak besar pada dinamika politik pilpres 2024. Harus diperhatikan bagaimana skenario ini akan berkembang seiring berjalannya waktu.

