Media Kampung – indonesia tengah mengembangkan program rudal balistik dengan kerjasama Turki. Rudal balistik ini akan didasarkan pada rancangan dari Khan, yang merupakan produksi perusahaan Roketsan Turki. Selain rudal balistik, indonesia juga ingin belajar membuat rudal pertahanan udara Hisar O dengan Turki. Jika dua program ini berhasil, indonesia akan memiliki kemampuan membuat rudal balistik dan pertahanan udara secara mandiri di masa depan. Rabu (25/7/2023).
Ini merupakan langkah maju dalam teknologi pertahanan bagi indonesia. Militer indonesia telah lama mempertimbangkan cara untuk menyerang musuh dari garis belakang, dan menggunakan sistem artileri dan rudal adalah pilihan yang logis. Sayangnya, tidak banyak negara yang bersedia memberikan teknologi rudal balistik kepada Indonesia. Sebagai alternatif, Indonesia memilih bekerja sama dengan Turki dan China yang bersedia memberikan teknologi rudal balistik.
Militer Indonesia telah menandatangani kontrak dengan perusahaan Turki, Roketsan, pada Indo Defense Expo & Forum 2022 di Jakarta. “Perusahaan Ceko, Excalibur, yang sebelumnya memiliki kontrak dengan Kementerian Pertahanan Indonesia, menjadi kontraktor utama dengan subkontraktor Roketsan. Dalam kontrak tersebut, Indonesia membeli Sistem Rudal Balistik darat-ke-darat Khan dan Sistem Rudal Pertahanan Udara Hisar,” jelas Asian Military Review pada 15 November 2022.
Indonesia berencana untuk melokalkan Khan dan Hisar, dengan menyebutnya Trisula dalam versi Indonesia. “Meskipun detail tentang konfigurasi Indonesia atau jadwal program belum dipublikasikan, dilaporkan bahwa konfigurasi sistem Indonesia mungkin didasarkan pada HISAR-O,” lapor Asian Militar Review.
Rudal Khan memiliki jangkauan tembak sejauh 280-300 km. Kendati demikian, pengembangan jangkauan tembak lebih jauh bisa mendapatkan sanksi dari Barat karena Indonesia tidak ikut dalam Missile Technology Control Regime (MTCR).
MTCR merupakan suatu rejim multilateral yang memuat kebijakan pembatasan atau pengendalian misil dan teknologi misil. Rezim ini bertujuan untuk mengurangi risiko penyebaran senjata nuklir dan mengawasi alih peralatan dan teknologi yang berperan dalam pengembangan sistem pengangkut (roket). Indonesia memiliki dua pilihan mengakali MTCR. Pertama, Indonesia dapat mengikuti langkah keras China dengan tetap mengembangkan rudal balistik tanpa menghiraukan sanksi dari MTCR. Atau kedua, Indonesia dapat menempatkan rudal balistiknya di perbatasan negara untuk meningkatkan jangkauan tembak.
Terlihat bahwa Indonesia memilih langkah kedua dengan menempatkan Khan di perbatasan negara. Namun, ternyata rudal balistik Indonesia memiliki kemampuan untuk menjangkau wilayah Australia dan Singapura. Hal ini membuat amerika serikat, yang menjadi pelopor berdirinya MTCR, mulai mencurigai program rudal balistik Indonesia.
Dengan pengembangan rudal balistik ini, Indonesia dapat menjadi negara yang lebih mandiri dalam hal pertahanan dan dapat meningkatkan posisinya di tingkat global. Namun, perlu diingat bahwa dalam pengembangan teknologi ini, Indonesia harus mematuhi peraturan internasional yang berlaku dan menjaga hubungan baik dengan negara-negara lain.


