Jakarta, Media Kampung – KPK adakan kegiatan yang menarik di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi mereka pada tanggal (11/07/2023). Kegiatan tersebut adalah undangan kepada Independent Commission Against Corruption (ICAC) Hong Kong, sebuah lembaga terkemuka dalam pemberantasan korupsi, untuk berbagi praktik baik dalam upaya memberantas korupsi di kedua negara tersebut.
Acara tersebut berlangsung selama tiga hari dan dihadiri oleh 40 peserta yang terdiri dari jaksa, penyidik, dan petugas dari berbagai unit di KPK, seperti Direktorat Labuksi, Laboratorium Barang Bukti Elektronik, Unit Analis Pemrosesan Informasi, Unit Akuntansi Forensik, serta Direktorat Pembinaan Jejaring Komisi dan Lembaga.
Dalam penjelasannya, Plt. Deputi Informasi dan Data, Eko Marjono, menyatakan bahwa pelatihan ini akan fokus pada investigasi keuangan khusus. KPK seringkali berhadapan dengan kasus-kasus finansial yang melibatkan korporasi dan perorangan. Oleh karena itu, pengalaman yang dimiliki oleh ICAC Hong Kong diharapkan dapat memberikan manfaat dalam melaksanakan tugas-tugas KPK. Selain itu, kegiatan ini juga membuka peluang untuk melakukan joint investigation terkait dengan asset recovery, yang merupakan langkah penting dalam memulihkan aset yang diperoleh secara korup.
Joan Wong, Senior Investigator dari Operations Department ICAC Hong Kong, menjelaskan bahwa sejak didirikan pada tahun 1974, ICAC telah menganut tiga pendekatan utama dalam memerangi korupsi. Pendekatan pertama adalah penegakan hukum yang kuat, yang melibatkan tindakan hukum yang tegas terhadap para pelaku korupsi. Pendekatan kedua adalah pencegahan sistemik, yang mencakup upaya untuk memperkuat sistem dan prosedur yang mengurangi risiko korupsi. Pendekatan ketiga adalah pendidikan masyarakat secara komprehensif, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan publik dalam pemberantasan korupsi.
Dalam konteks kegiatan ini, unit Akuntansi Forensik (FA) KPK juga menjelaskan pentingnya penggunaan teknologi pembelajaran mesin (machine learning) dalam analisis kasus korupsi. Unit FA memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan efektivitas penanganan kasus dan memberikan analisis yang akurat. Oleh karena itu, pengembangan kompetensi analis dalam menggunakan pembelajaran mesin menjadi hal yang penting dalam mendukung pekerjaan analisis data dalam jumlah besar.
Eko berharap para peserta, termasuk penyidik dan jaksa penuntut umum, dapat meningkatkan kapasitas mereka dalam analisis akuntansi forensik. Mereka diharapkan dapat belajar dari pengalaman ICAC Hong Kong dalam menangani berbagai kasus penipuan dan korupsi dengan profil tinggi yang melibatkan perusahaan, serta penerapan pembelajaran mesin untuk menangani kasus-kasus tersebut.
Dengan adanya kolaborasi antara KPK dan ICAC Hong Kong, diharapkan upaya pemberantasan korupsi di indonesia dapat semakin diperkuat dan terbukti efektif. Pertukaran pengetahuan dan praktik baik dari kedua lembaga ini akan menjadi langkah maju dalam memerangi korupsi dan menciptakan tatanan pemerintahan yang lebih bersih dan transparan di negara ini.


