Menteri Sosial Janji Bantu Korban TPPO Dalam Membangun Usahanya Kembali Dengan Cara Yang Realistis
Jogjakarta, mediakampung.com – menteri sosial RI, tri rismaharini, memberi pesan kepada 18 orang korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) agar tidak mudah terbuai oleh rayuan. Mereka dijanjikan gaji tinggi dan pekerjaan di luar negeri tanpa dokumen resmi.
Sebenarnya, korban-korban ini sudah memiliki kemandirian ekonomi yang cukup. Mereka memiliki usaha seperti perbengkelan, pertanian, peternakan, perikanan, barber shop, dan warung kelontong.
Namun, para pelaku memaksa korban-korban ini untuk mendepositkan uang kepada mereka dengan cara berutang kepada berbagai pihak. Akibatnya, selain tertipu oleh janji-janji palsu, korban-korban ini juga terjebak dalam hutang yang banyak.
“Jangan mudah terbuai oleh rayuan. Mereka sudah memiliki usaha sebelumnya. Hanya saja, tampaknya mereka kurang memiliki pengetahuan dalam pengelolaan usaha, termasuk pengelolaan keuangan. Sehingga ketika usaha mereka mengalami penurunan, mereka tidak siap dan mudah putus asa,” ujar menteri sosial saat bertemu dengan para korban di Balai Besar pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) yogyakarta (13/07/2023).
Oleh karena itu, dalam kesempatan tersebut, menteri sosial menyatakan akan membantu mereka dalam membangun usaha mereka kembali dengan cara yang realistis. Kementerian Sosial akan memberikan pendampingan agar mereka dapat menghadapi tantangan dalam usaha dan mencapai kemandirian ekonomi.
Dari 18 korban yang ditemukan di Kulon Progo, BBPPKS yogyakarta melakukan asesmen dan menemukan bahwa beberapa orang mengalami gangguan psikologis seperti depresi berat, kecemasan, dan putus asa. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa mereka sudah terkatung-katung selama lebih dari 4 bulan dan dipindah-pindahkan tempat oleh para pelaku dengan janji-janji pekerjaan di luar negeri.
Sebelumnya, para korban ini ditempatkan di Rusunawa Giri Peni Kulon Progo yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum dari tanggal 15 Juni hingga 3 Juli 2023. Selama berada di BBPPKS yogyakarta sejak tanggal 3 Juli 2023, mereka telah mendapatkan penguatan psikologis, bimbingan, dan motivasi agar dapat kembali ke keluarga dan menjalani kehidupan normal.
Berbagai kegiatan telah dilakukan, seperti olahraga, bimbingan dan konseling, terapi musik, layanan kesehatan, dan pemberian makanan. Selain itu, mereka juga mendapatkan pelatihan vokasional yang bertujuan sebagai sarana relaksasi, seperti pembuatan kendang gecko (reptil yang disukai oleh anak remaja) dan tas anyaman dari plastik.
Selama pelatihan pembuatan kendang gecko, mereka juga mendapatkan imbalan. Beberapa korban mengatakan bahwa pelatihan vokasional ini bisa menjadi usaha mereka di masa depan setelah kembali ke keluarga.
Turut hadir dalam acara tersebut Staf Khusus menteri sosial (SKM) Bidang Komunikasi dan Media Massa, Don Rozano Sigit Prakoeswa; SKM Bidang Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Luhur Budijarso Lulu; Sekretaris Ditjen Rehabilitasi Sosial, Salahudin Yahya; Direktur Korban Bencana dan Kedaruratan (KBK), Rachmad Koesnadi; Kepala BBPPKS yogyakarta, Eva Rahmi Kasim; Kadis Sosial DIY, Endang Patmitarsih; Kapolres Kulon Progo, AKBP Nunuk Setiyawati; Kadis Sosial Grobogan, Edi Santoso; Kadis Sosial Kab. Magetan, Parminto Budi Utomo; Perwakilan LPSK Pusat, Ayub; Kabid Rehsos Dinsos Purworejo, Eny Widiati; Kasi Pidum Kejari Kulon Progo, Martin; dan Dinas Sosial Cilacap, Sardi.(Tim)


