Dr.Amak Mengingatkan, Moderasi Harus Dipahami Sebagai Komitmen Bersama Untuk Menjaga Keseimbangan
Banyuwangi, mediakampung.com – Dalam suatu diskusi tentang kebhinekaan yang dihadiri oleh seluruh elemen dan tokoh masyarakat di Banyuwangi, kepala kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Dr.Moh Amak Burhanudin mengingatkan, jika moderasi beragama harus dipahami sebagai komitmen bersama untuk menjaga keseimbangan yang paripurna. Diskusi bertema “Kondusifitas Idhul Fitri; tanggung jawab siapa?” Itul diselenggarakan di Rumah Kebangsaan Kelurahan Karangrejo Kecamatan Banyuwangi, Rabu (12/04/2023) malam.
Diskusi yang moderatori oleh Hakim Said, S.H., itu, dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat seperti Ketua MUI Kabupaten Banyuwangi KH. Moh.Yamin, Yos Sumiatna dari Gereja Katolik Maria Ratu Damai, AKBP (Purn) Bagio, tokoh agama Budha Tjahyadi Sugiarto, Tokoh konghuchu Eko Wahyu Widayat, Ketua Walubi Romo Suryo dan beberapa tokoh agama lainnya, juga Tokoh Budaya Fatah Yasin Nor, Ketua paguyuban Joko Tole KH. Ikrom Hamdan, Ketua Lentera Sastra Syafaat dan Sanggar MP 45 Aguk Wahyu Nuryadi dari UBI, serta beberapa tokoh lainnya.
Lebih lanjut Dr.Amak yang hadir bersama Kepala MAN, MTsN dan Pengawas Madrasah menyampaikan bahwa, diskusi bersama beberapa elemen masyarakat seperti ini sangat baik untuk saling memahami perbedaan. Program penguatan menerangkan bahwa Kementerian Agama sebagai instansi yang mempunyai tugas dibidang keagamaan selalu menekankan tentang kerukunan antar umat beragama.
Mengutip sambutan Menteri Agama dalam buku moderasi beragam, Amak menyampaikan bahwa moderasi harus dipahami sebagai komitmen bersama untuk menjaga keseimbangan yang paripurna, di mana setiap warga masyarakat, apa pun suku, etnis, budaya, agama, dan pilihan politiknya harus mau saling mendengarkan satu sama lain, serta saling belajar melatih kemampuan mengelola dan mengatasi perbedaan.
“Program penguatan moderasi beragama, sehingga beribadah dapat dijalankan sesuai dengan keyakinan dengan menerapkan 4 konsep, yakni komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, adaptif budaya lokal,” jelas Dr.Amak.
Sementara itu Subbag Hukum Polresta Banyuwangi Dr.Aditya Sanjaya menyampaikan harapannya agar dalam Idhul Fitri berjalan kondusif.
“Arus lalu lintas akan semakin padat, karenanya diharapkan masyarakat lebih berhati-hati dalam berkendara,” himbaunya.
Begitupun dengan AKP Bambang SP, selaku Wakasad Binmas Polresta Banyuwangi, Ia berharap Banyuwangi yang dihuni banyak etnik dan banyak agama ini tetap kondusif dalam berbagai acara.
Syafaat, Ketua Lentera sastra Banyuwangi menyampaikan, dialog malam ramadhan tersebut sangat istimewa, dengan mengingat peserta bukan hanya dari tokoh agama saja, melainkan juga Tokoh seni dan budaya.
“Dengan berkumpulnya tokoh seni, budaya dan agama ini akan menciptakan harmoni yang kuat di Bumi Blambangan” kata Syafaat.
Dalam kesempatan tersebut, semua tokoh agama menyampaikan pendapat dan gagasannya tentang Kebhinekaan dan Moderasi Beragama.
Seperti yang dikatakan Pendeta Herman, Ia mengaku tidak asing tentang puasa Ramadhan. Karena ibunya Katolik sedangkan ia Kristen namun bapak serta adik – adiknya penganut muslim.
“Setiap Natal dikunjungi tetangga muslim. Jika mudik Lebaran Idul Fitri maka ganti warga Katolik dan Kristen yang menjaga rumah – rumah umat muslim yang pada mudik,” ungkapnya. (Wiy)


