Banyuwangi – Banjir Banyuwangi 2025 merendam enam desa di Kecamatan Siliragung dan Pesanggaran setelah hujan berintensitas tinggi mengguyur wilayah selatan Banyuwangi pada Sabtu sore (22/11/2025). Pemerintah daerah langsung bergerak cepat, dengan Bupati Ipuk Fiestiandani turun ke lokasi untuk memantau kondisi warga serta mengarahkan langkah penanganan.
Empat desa di Siliragung yang terdampak ialah Buluagung, Siliragung, Semporejo, dan Kesilir. Sementara dua desa lain di Pesanggaran adalah Sumberagung dan Sumbermulyo. Bupati Ipuk mengatakan ratusan rumah tergenang akibat curah hujan ekstrem yang menyebabkan air meluap ke permukiman.
Dalam peninjauan di Dusun Krajan, Desa Buluagung, Ipuk melihat langsung bangunan warga yang rusak, termasuk dapur rumah milik Madori (44) yang ambrol akibat pondasinya tergerus banjir. Salah satu warga, Sarjono, menuturkan bahwa dirinya tidak sempat menyelamatkan barang-barang ketika air tiba-tiba masuk sekitar pukul 17.30 dengan ketinggian mencapai setengah meter, sebelum akhirnya surut tak lama kemudian.
Selain memantau kerusakan, Ipuk menyerahkan bantuan sembako kepada warga terdampak dan meninjau kondisi SDN 3 Sumberagung yang juga terendam. Para guru, siswa, dan petugas gabungan telah melakukan pembersihan pascabanjir.
Menurut Ipuk, persoalan utama berada pada kondisi drainase dan aliran sungai yang tidak optimal menahan debit air tinggi. Ia memerintahkan BPBD dan Dinas PU Pengairan untuk melakukan intervensi terukur, termasuk normalisasi sungai serta pembersihan seluruh drainase di sepanjang jalan wilayah terdampak.
Usai meninjau titik banjir, Ipuk juga menuju lokasi longsor di Gunung Gamping yang dibersihkan oleh warga bersama BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran, dan Dinas PU Pengairan sejak pagi. Dari laporan BPBD, longsor berulang terjadi karena lahan yang dahulu ditanami tanaman keras kini berubah menjadi kebun pisang. Pemerintah daerah telah berkoordinasi dengan Perhutani untuk kembali menanam tanaman keras demi menguatkan struktur tanah.
Kepala Pelaksana BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto, menyampaikan bahwa terdapat 739 KK terdampak banjir di enam desa tersebut. Ia menambahkan bahwa hanya satu rumah yang mengalami kerusakan signifikan pada bagian dapur, sementara rumah lainnya terdampak genangan. Tim gabungan telah diterjunkan untuk membantu pembersihan dan penanganan banjir serta longsor.
Upaya penanganan terus dilakukan untuk memastikan keamanan warga serta memulihkan wilayah terdampak banjir dan longsor.




















Leave a Reply