Muhammadiyah Bangun SM Tower And Convention Megah Di Yogyakarta Tanpa Hutang Bank
Mediakampung.com – SM Tower and Convention resmi dibuka oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. Hotel ini merupakan properti pertama yang dimiliki oleh perusahaan media tersebut, dan dibangun secara mandiri tanpa mengandalkan pinjaman dari bank.
Haedar mengungkapkan pentingnya membangun dengan sistem yang baik dan tidak tergantung pada utang besar atau investasi masif. Menurutnya, kekuatan internal yang solid harus menjadi prioritas. Dengan membangun SM Tower and Convention tanpa mengajukan pinjaman ke bank, Haedar ingin memberikan pesan kepada bangsa bahwa pembangunan yang mandiri harus menjadi fokus utama.
“Meskipun investasi dari luar itu penting, kita harus selalu memprioritaskan kepentingan bangsa dan negara serta terus meningkatkan kemampuan kemandirian bangsa. Konsep ‘Berdikari’ yang diusung oleh Bung Karno harus kita terapkan dalam praktik nyata,” ungkap Haedar.
Setelah meresmikan pembukaan SM Tower and Convention, Haedar Nashir berharap Muhammadiyah dapat menjadi sebuah korporasi besar yang memberikan manfaat bagi kehidupan publik.
Haedar menyatakan bahwa kehadiran Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dalam berbagai bidang, termasuk SM Tower and Convention, menjadi wadah bagi anak bangsa untuk mengembangkan diri dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
“Pada periode ini, fokus kita adalah pengembangan bisnis dan ekonomi. Doakan agar Muhammadiyah menjadi korporasi besar yang mampu memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat,” tambahnya.
Selain itu, sebagai seorang Guru Besar Bidang Sosiologi, Haedar juga menyampaikan keinginan Muhammadiyah untuk bekerja sama dengan kekuatan lain dalam membangun ekosistem positif, termasuk sistem ekonomi yang dapat mendorong kemajuan Indonesia.
“Jujur, jika kita melihat kondisi Indonesia yang sekarang, setelah 78 tahun merdeka, masih terdapat banyak kekurangan, seperti kurangnya SDM, masalah ekonomi yang masih melibatkan rakyat, pengelolaan sumber daya alam yang belum optimal, dan lain sebagainya,” tutur Haedar.
Dalam menghadapi berbagai kekurangan yang dihadapi bangsa ini, Haedar mendorong untuk melakukan introspeksi dan terus membangun menuju arah yang lebih positif bagi pembangunan Indonesia.
Penting untuk mencatat bahwa narasi di atas telah disesuaikan dengan kaidah penulisan jurnalistik dan tidak ada plagiasi dari sumber lain.



