Tata Cara Mengganti Puasa Ramadan: Urutan Lengkap & Batas Waktu yang Wajib Diketahui

Mengqadha puasa Ramadan adalah kewajiban agama bagi umat Islam yang tidak bisa berpuasa karena alasan syar’i seperti sakit, haid, atau perjalanan. Kewajiban ini tertuang dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 184: “Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain.”.
Menunda qadha hingga Ramadan berikutnya tanpa alasan jelas bisa mengakibatkan kewajiban membayar fidyah (memberi makan orang miskin).

1. Urutan Langkah Mengganti Puasa Ramadan

A. Menentukan Jumlah Hari yang Harus Diganti

  • Hitung hari puasa yang ditinggalkan selama Ramadan. Jika lupa, perkirakan jumlah maksimal yang mungkin .
  • Contoh: Jika ragu antara 5-7 hari, ganti 7 hari untuk menghindari kekurangan .

B. Membaca Niat Puasa Qadha

  • Waktu niat: Malam hari sebelum fajar.
  • Lafal niat:
    نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
    Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi syahri Ramadāna lillâhi ta‘âlâ.
    Artinya: “Aku berniat puasa esok hari untuk mengganti kewajiban puasa bulan Ramadan karena Allah SWT.” .

C. Sahur dan Menjaga Puasa

  • Sahur sunnah dilakukan untuk menjaga stamina .
  • Hindari hal yang membatalkan puasa: makan, minum, hubungan suami-istri, dan perbuatan dosa .

D. Berbuka Tepat Waktu

  • Segera berbuka saat azan Maghrib dengan doa:
    اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
    Allahumma laka sumtu wa ‘ala rizqika aftartu.
    Artinya: “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka.” .

E. Puasa Tidak Harus Berturut-Turut

  • Puasa qadha boleh dilakukan terpisah atau berurutan, sesuai kemudahan .
  • Hadis riwayat Daruquthni: “Qadha puasa Ramadan boleh dilakukan terpisah atau berurutan.” .

2. Batas Waktu dan Hari Terlarang Mengqadha

A. Batas Waktu

  • Mayoritas ulama: Sebelum Ramadan berikutnya .
  • Ulama Hanafiyah: Tidak ada batas waktu, tetapi dianjurkan segera .

B. Hari Terlarang :

  1. Idul Fitri dan Idul Adha
  2. Hari Tasyrik (11-13 Dzulhijjah)
  3. Hari Jumat (kecuali berpuasa sehari sebelum/sesudahnya)
  4. Hari Syak (meragukan awal Ramadan)

3. Konsekuensi Menunda Qadha

  • Jika melewati Ramadan berikutnya tanpa alasan:
  • Wajib qadha + bayar fidyah (1 hari = 1 porsi makanan untuk orang miskin) menurut mazhab Syafi’i, Maliki, dan Hambali .
  • Hanafiyah: Tidak wajib fidyah, tetapi tetap harus qadha .

4. Panduan Praktis untuk Situasi Khusus

A. Lupa Jumlah Hari yang Ditinggalkan

  • Perkirakan jumlah maksimal dan ganti sesuai angka tertinggi .

B. Menggabungkan Qadha dengan Puasa Sunnah Syaban

  • Boleh menggabungkan niat qadha dengan puasa sunnah Syaban, tetapi niat wajib lebih diutamakan .

C. Wanita Hamil/Menyusui

  • Diperbolehkan menunda qadha hingga kondisi memungkinkan .

5. FAQ Seputar Mengqadha Puasa

Bolehkah puasa qadha di bulan Ramadan?

    • Tidak sah. Qadha harus dilakukan di luar Ramadan .

    Apakah puasa qadha harus disertai sedekah?

      • Tidak wajib, tetapi dianjurkan untuk menambah pahala .

      Bagaimana jika meninggal sebelum mengganti puasa?

        • Keluarga/wali wajib mengganti atau membayar fidyah .

        6. Kesimpulan

        Mengqadha puasa Ramadan adalah tanggung jawab setiap muslim yang wajib dipenuhi dengan tata cara dan niat yang benar. Utamakan mengganti puasa sebelum Ramadan berikutnya untuk menghindari fidyah dan menjaga ketenangan spiritual. Dengan memahami urutan di atas, ibadah qadha bisa dilaksanakan secara tepat dan sesuai syariat.

        google-berita-mediakampung
        saluran-whatsapp-mediakampung
        Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Media Kampung. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

        Tinggalkan Balasan

        Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *