Pembongkaran Tugu PSHT di Jember Mengalami Penolakan, Ratusan Pesilat Turun ke Jalan
Media Kampung – Rencana pembongkaran tugu Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang berdiri di lahan pemerintah di Kecamatan Pakusari, Kabupaten jember, jawa timur, berujung pada aksi protes dari ratusan pesilat PSHT, Sekitar 500 pesilat PSHT turun ke jalan, mengadang rencana pembongkaran tugu yang menjadi simbol organisasi mereka.
Aparat dari Pemerintah Kecamatan Pakusari bekerjasama dengan Polsek dan Koramil setempat awalnya mencoba melaksanakan pembongkaran. Namun, rencana tersebut dihadang oleh massa PSHT yang berteriak-teriak menunjukkan sikap penolakan. Meskipun tugu PSHT berdiri di lahan milik Pemerintah Kabupaten jember.
Panglima Pengamanan Teratai (Pamter) PSHT jember, Fajar Sukmono, terlihat memberikan orasi di tengah massa. Ia menyampaikan sikapnya tentang pembongkaran tugu tersebut. “Dari aparat apa pun ayo silakan tugunya dirobohkan. Kalau saya secara pribadi menyetujuinya, tetapi harus izin saudara-saudara saya,” tegasnya.
Fajar mengungkapkan keheranannya terhadap tindakan pemerintah yang merencanakan pembongkaran tugu PSHT setelah organisasi ini mendirikan sejumlah tugu di berbagai tempat. Meskipun Fajar mengakui bahwa beberapa tugu dibangun di lahan fasilitas umum, ia juga menekankan perlunya kesetaraan dalam penanganan tugu dari berbagai organisasi.
Kasus pembongkaran tugu PSHT dipicu oleh inisiatif Pemerintah Provinsi jawa timur untuk mengatasi pertikaian antar perguruan silat. Tugu-tugu tersebut sering menjadi sumber konflik karena dianggap sebagai simbol wilayah kekuasaan. Dalam rangka menindaklanjuti hal ini, Bakesbangpol Jatim mengeluarkan surat mengenai penertiban atau pembongkaran tugu perguruan silat di daerah.
camat Pakusari, Syamsul Hidayat, Senin, 28 Agustus 2023, mengakui bahwa imbauan tersebut telah dijalankan melalui pertemuan dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Keputusan untuk pembongkaran tugu ini diambil setelah lambang Pancasila dijadikan pengganti logo PSHT di tugu Sukowono, serta pembongkaran tugu PSHT di Kecamatan Pakusari.
Namun, Hidayat merasa terkejut saat pergerakan massa PSHT yang tidak hanya berasal dari Pakusari, melainkan juga dari wilayah lain. Ia menyampaikan bahwa sebelumnya telah ada kesepakatan, namun situasi berubah tiba-tiba dengan datangnya massa dari luar.
“Malam sebelumnya, kami koordinasikan. Oke mereka setuju dan sepakat. Tapi, tidak tahu bagaimana awalnya, tahu-tahu mereka yang di luar Pakusari ikut datang,” ujarnya.
Upaya pembongkaran tugu PSHT di Pakusari akhirnya terhenti karna aksi protes massa yang berjumlah ratusan orang. Hidayat hanya dapat berusaha untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan situasi, kabarnya bahwa tugu-tugu tersebut telah dibongkar dan dipindahkan menggunakan truk.

