BBKSDA Jatim Luncurkan Cashless Payment di TWA Kawah Ijen
BANYUWANGI – Tepat tengah malam pada Jumat, 31 Januari 2025, sistem pembayaran digital atau Cashless Payment resmi diluncurkan untuk tiket masuk kawasan konservasi di Jawa Timur. Peluncuran yang berlangsung di Pal Tuding, TWA Kawah Ijen, ini menandai langkah besar modernisasi pengelolaan kawasan konservasi di wilayah tersebut.
Kepala BBKSDA Jatim, Nur Patria Kurniawan, memimpin peluncuran simbolis ini, yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk pelaku wisata lokal, UMKM, pemandu wisata, pengelola troli Ijen, dan pedagang asongan. Penyalaan sirine menandai dimulainya era baru transaksi nontunai di kawasan konservasi.
Kebijakan Cashless Payment ini merupakan implementasi regulasi nasional yang mewajibkan seluruh Taman Nasional (TN), Taman Wisata Alam (TWA), dan beberapa kawasan Suaka Margasatwa di Indonesia untuk beralih ke sistem pembayaran digital. BBKSDA Jatim telah melakukan persiapan bertahap untuk memastikan penerapan kebijakan ini berjalan lancar.
Sistem ini akan diterapkan di tiga TWA, yaitu TWA Gunung Baung, TWA Tretes, dan TWA Kawah Ijen, serta di Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang. BBKSDA Jatim telah melakukan berbagai langkah strategis, termasuk penyediaan infrastruktur, peningkatan kapasitas SDM, serta sosialisasi dan bimbingan teknis bagi pengelola kawasan, bekerja sama dengan Bank Mandiri Jawa Timur.
Manfaat Cashless Payment
Transformasi menuju cashless tourism di kawasan konservasi menawarkan sejumlah manfaat, antara lain:
- Efisiensi: Transaksi lebih cepat dan praktis, mengurangi antrean.
- Transparansi dan Akuntabilitas: Mengurangi potensi kebocoran pendapatan dan meningkatkan transparansi keuangan.
- Keamanan dan Kenyamanan: Mengurangi risiko uang tunai dan memberikan pengalaman wisata yang lebih modern.
- Ramah Lingkungan: Mengurangi penggunaan kertas untuk tiket.
BBKSDA Jatim optimis bahwa sistem pembayaran digital ini akan menciptakan wisata konservasi yang lebih profesional, adaptif, dan berkelanjutan. Masyarakat dan wisatawan diharapkan mendukung penuh kebijakan ini sebagai bagian dari evolusi pengelolaan wisata alam di Indonesia.
Sumber: Fajar Dwi Nur Aji, Pengendali Ekosistem Hutan Muda Balai Besar KSDA Jawa Timur



