Lestarikan Adat Budaya Suku Osing, Kent Ali bersama Budayawan Banyuwamgi Resmikan “Umyah Osing Panggung”

waktu baca 3 menit
Kent Ali bersama Budayawan Banyuwamgi Resmikan Umyah Osing Panggung

Media Kampung – Dalam rangka melestarikan adat , pada hari Minggu (27/8/2023) pagi, dilakukan acara peresmian dan tasyakuran rumah adat yang dinamakan “Umyah Osing Panggung”, yang juga ditandai dengan on the spot dengan model gandrung Naya (Cicit gandrung wanita pertama “mbah Semi”).

Acara peresmian umyah osing panggung yang berada di Jalan raya Ijen Dusun Kenjo Desa Kenjo Kecamatan Glagah Kabupaten Ini, dihadiri oleh berbagai komunitas , seperti Forum Perupa , Perupa Lesbumi, Kopat, dan komunitas-komunitas lainnya. Acara ini juga dimeriahkan dengan musik akustik.

Pembuatan rumah adat Osing “Umyah Osing Panggung” ini diinisiasi oleh Kent Ali, yang mengadopsi rumah tradisional , yang prosesnya memakan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikannya.

Dalam sambutannya, Kent Ali mengungkapkan bahwa rumah adat Osing merupakan salah satu identitas Banyuwangi. Dengan didirikannya Umyah Osing Panggung, diharapkan dapat mengangkat dan melestarikan kultur Banyuwangi. Hal ini juga dianggap sebagai kewajiban untuk melestarikan lokal, yang akan menjadi kekuatan bagi eksistensi lokal meskipun terdapat arus globalisasi.

“Semoga rumah adat ini dapat bermanfaat bagi seluruh Banyuwangi, terutama bagi seminari dan budayawan yang hadir hari ini. Mari kita bersama-sama menjaga dan merawat rumah adat ini agar dapat difungsikan dengan baik demi memelihara adat budaya yang telah diwariskan oleh leluhur,” ujar Kent Ali.

Kegiatan peresmian rumah adat ini, juga dihadiri oleh sejumlah nama besar, seperti maestro pelukis S. Yadi K, Harianto Koi, dan puluhan pelukis dari Forum Perupa Banyuwangi. Selain itu, juga hadir Taufik Wr. Hidayat selaku Ketua Lesbumi, Fatah Yasin Noor dari , budayawan Aekanu Hariyono, arkeolog Titin Fatimah, serta Wowok Meirianto selaku ketua Kopat dengan jajaran pengurusnya.

Terlihat pula beberapa tokoh lain, seperti owner kopi nongko sesigar Kenong Sinar Lintang, Aden Janakim Syahlana, Raden Mas Hari Momo dari Kalimasada institut, Kjn. Ilham Panji Blambangan, Riboet Kalembuan, dan dokumentator Agus Rahmatullah.

Dilansir dari forum diskusi sejarah Blambangan, mengenai pewaris kultural Blambangan masa lalu dan pembentuk identitas saat ini. Dari forum ini diketahui bahwa merupakan pewaris budaya Blambangan. Mereka adalah penduduk asli Banyuwangi yang bukan berasal dari suku Jawa maupun sebelum Belanda mendatangkan pekerja dari luar Banyuwangi. memiliki warisan budaya dan keunikannya sendiri, seperti acara adat, bahasa Osing, pola permukiman, pola pertanian, kesenian, tradisi, pakaian adat, dan arsitektur. Salah satu warisan arsitektur Suku Osing adalah Rumah Adat Osing.

Rumah Adat Osing sendiri terbuat dari kayu dan bambu. Biasanya menggunakan kayu bendo dan kayu cempaka yang kuat dan mudah ditemukan di Banyuwangi. Namun, karena kayu-kayu tersebut sulit ditemukan, Kent Ali menggunakan bahan baku kayu kelapa dalam pembuatan rumah adat Osing Banyuwangi.

Bagian depan rumah Osing tidak selalu menghadap ke jalan seperti pada rumah-rumah pada umumnya. Rumah Adat Osing termasuk sederhana dengan dinding yang terbuat dari anyaman bambu diganti kayu kelapa yang masing-masing memiliki filosofisi.

Dapatkan update Berita Pilihan Dan Breaking News setiap hari dari Mediakampung.com Di Google News. Caranya klik link ini Meka News Dan kemudian Klik Follow.
Media Kampung - Kami ada di Google News - Google Berita