Proyek Tambak di Dusun Selogiri Terus Berjalan Meski Diprotes Warga
Banyuwangi – Proyek pembangunan tambak di Dusun Selogiri Kalipuro, Banyuwangi, terus berlanjut meskipun mendapat protes dari warga setempat yang khawatir akan dampak negatifnya terhadap mata pencaharian nelayan dan ekosistem laut. Dari hasil pantauan langsung, terlihat tiga alat berat aktif di lokasi pembangunan. Satu unit eskavator tampak mengeruk area kolam, sementara alat berat lainnya dalam keadaan standby. Selain itu, sejumlah pekerja tengah membangun pagar di pinggir pantai yang berjarak sekitar 100 meter dari bibir pantai.
Seorang pekerja, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa sebagian tenaga kerja berasal dari Surabaya, dengan tambahan pekerja lokal dari Banyuwangi. Sementara itu, seorang warga yang juga memilih untuk tetap anonim menyatakan, “Saya sudah semingguan melihat proyek ini berjalan, meskipun masyarakat sudah sepakat untuk menolak pembangunan tambak ini.” Pernyataan tersebut mencerminkan kekecewaan warga yang merasa proyek tambak ini dijalankan tanpa melibatkan partisipasi masyarakat.
Seorang nelayan setempat menambahkan kekhawatirannya dengan menyebutkan, “Alat berat yang sering keluar masuk lokasi pembangunan membuat kami khawatir, karena hal ini berpotensi mengancam ekosistem laut dan mengganggu akses kami untuk melaut.” Ia juga mengaku sempat mendapat kabar bahwa proyek tersebut dihentikan, namun faktanya aktivitas pembangunan masih terus berlangsung.
Warga Admawiyanto pun menyampaikan keluhan secara langsung. Menurutnya, area yang saat ini dijadikan tambak sebelumnya merupakan Lahan Sawah Dilindungi (LSD) yang selama ini menjadi jalur utama nelayan menuju laut. “Awalnya, sawah itu tiba-tiba ditembok dan dibagi menjadi petak-petak kolam. Kami telah mengajukan surat dan meminta mediasi, namun tidak ada respon dari pihak terkait,” ungkap Admawiyanto pada Kamis (9/1/2025).
Kondisi ini membuat warga menggelar musyawarah dan secara bersama-sama menyatakan penolakan terhadap proyek tambak tersebut. Mereka khawatir bahwa pembangunan tambak, yang tidak melibatkan warga maupun perangkat desa, akan mengancam keberlangsungan hidup nelayan yang mayoritas mengandalkan hasil laut sebagai sumber penghasilan utama.
Masyarakat setempat berharap agar aspirasi mereka segera didengar oleh wakil rakyat dan pihak berwenang sehingga proyek pembangunan tambak ini dapat dihentikan demi menjaga kelestarian ekosistem pesisir dan keberlangsungan ekonomi nelayan.



