Pasutri Jalan Kaki Semarang-Banyuwangi: Kisah Pilu Keluarga, Polisi Ulurkan Tangan

Sebuah kisah pilu tentang perjuangan keluarga menggugah hati banyak orang. Pasangan suami istri (pasutri) nekat menempuh perjalanan panjang dengan berjalan kaki dari Semarang, Jawa Tengah, menuju Banyuwangi, Jawa Timur, demi mencari pekerjaan. Tak hanya berdua, mereka juga membawa anak balita mereka yang berusia dua tahun. Kisah ini terungkap melalui unggahan seorang anggota polisi yang tergerak hatinya.

Pasutri yang diketahui bernama Sugianto (43), warga Banyuwangi, dan Tutik, warga Karawang, ini terpaksa berjalan kaki karena keterbatasan biaya. Mereka sebelumnya bekerja sebagai sopir truk, namun penghasilan yang didapat tak mencukupi kebutuhan keluarga. Dengan harapan bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di kampung halaman, mereka memutuskan untuk kembali ke Banyuwangi.

Kisah perjalanan mereka yang penuh perjuangan ini diunggah oleh Ipda Purnomo, anggota polisi dari Sat Binmas Polres Lamongan, melalui akun Instagram pribadinya. Dalam video tersebut, Purnomo mengungkapkan rasa prihatinnya mendengar cerita pasutri ini yang sudah berjalan kaki selama satu hari. “Kerja sopir truk karena ndak cukup buat kebutuhan satu keluarga nekat pulang cari kerja lagi di Bayuwangi. Namun ongkos kurang sehingga jalan kaki,” kata Purnomo.

Mendengar kisah tersebut, Purnomo berulang kali mengucapkan istighfar dan merasa iba. Ia pun mengajak Sugianto, Tutik, dan anak mereka untuk beristirahat sembari mengisi perut. Purnomo juga menanyakan mengapa tidak ada orang yang menawarkan bantuan kepada mereka selama perjalanan. Sugianto menjawab bahwa banyak orang yang menolak saat mereka meminta tumpangan, namun ada juga yang membantu memberikan makanan dan minuman serta tempat istirahat di masjid.

Dengan hati yang tulus, Ipda Purnomo kemudian memberikan uang kepada pasutri tersebut sebagai ongkos untuk pulang kampung. Tidak hanya itu, Purnomo juga berjanji akan memberikan modal usaha maksimal Rp 5 juta jika Sugianto tidak kunjung mendapatkan pekerjaan di Banyuwangi. Ia pun memberikan nomor telepon pribadinya kepada pasutri tersebut.

Kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang masih adanya keluarga yang berjuang keras untuk bertahan hidup. Di sisi lain, kisah ini juga menunjukkan bahwa masih ada orang-orang baik yang siap mengulurkan tangan membantu sesama.

google-berita-mediakampung
saluran-whatsapp-mediakampung
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Media Kampung. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *