Jagoan Digital 2024: Program Inkubasi Digital Banyuwangi Kembali Digelar
BANYUWANGI – Program inkubasi digital bagi anak muda di Banyuwangi, bertajuk “Jagoan Digital Banyuwangi,” kembali diadakan pada tahun 2024. Program yang sudah berjalan sejak 2021 ini, kini memasuki tahapan mentoring offline setelah sesi mentoring online dilaksanakan pada 28-29 Agustus 2024. Sebanyak 75 peserta yang telah lolos seleksi akan mengikuti sesi tatap muka di Banyuwangi pada 5-6 September 2024.
Pada sesi offline ini, peserta akan mempelajari tren terbaru dalam dunia pemrograman. Kurikulum yang disusun secara komprehensif mencakup dasar-dasar pemrograman hingga pemanfaatan teknologi digital terkini.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyatakan bahwa tujuan dari program ini adalah untuk memperluas jangkauan “Jagoan Digital” tidak hanya sebagai inkubasi bisnis startup, tetapi juga sebagai sarana bagi anak-anak muda Banyuwangi yang ingin memperdalam pengetahuan di bidang teknologi digital.
“Kami ingin Jagoan Digital bisa menyasar segmen yang lebih luas. Selain inkubasi untuk startup, program ini juga memfasilitasi anak-anak muda dalam memperdalam pemrograman dan teknologi digital,” kata Ipuk, Jumat (6/9/2024).
Founder Jagoan Banyuwangi, Dias Satria, menambahkan bahwa pada tahun ini peserta yang terlibat tidak lagi dibagi dalam tim, melainkan bersaing secara individu. Sebagian besar peserta berasal dari kalangan pekerja remote dan individu yang sudah berkecimpung di dunia teknologi digital.
“Di awal, peserta diberikan pemahaman dasar tentang mindset sebagai seorang IT profesional serta wawasan mengenai teknologi artificial intelligence (AI) untuk kebutuhan teknik,” jelas Dias.
Selain itu, peserta juga dibekali pengetahuan mengenai dasar algoritma sebagai pondasi berpikir kreatif dalam mendesain produk IT, serta materi tentang desain UI/UX yang mengajarkan bagaimana menciptakan tampilan aplikasi yang menarik bagi pengguna.
“Bidang UI/UX memiliki banyak peluang pekerjaan yang bisa dilakukan secara remote, sehingga kami berharap program ini dapat melahirkan para freelancer ahli di bidang desain UI/UX,” tambahnya.
Lebih lanjut, peserta juga mendapatkan materi mengenai CSS dan HTML, serta pengenalan tentang tren “no code,” yaitu metode pengembangan aplikasi tanpa perlu menulis kode secara manual. Dias menekankan bahwa tren no code sangat berguna bagi startup yang ingin mengembangkan aplikasi dengan cepat dan efisien tanpa memerlukan tim IT yang besar.
Setelah sesi mentoring offline, akan dipilih lima peserta terbaik yang berhak atas hadiah insentif dengan total Rp 25 juta serta kesempatan mengikuti program magang untuk mendalami ilmu pemrograman lebih lanjut. Selama magang, para peserta akan didampingi oleh ahli di bidangnya dan setelah menyelesaikan program akan menerima sertifikat dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
“Dengan sertifikat ini, peserta dapat memperkuat portofolio mereka, baik untuk menjadi trainer maupun bekerja di industri profesional,” pungkas Dias.



