Kisah Kusno Wibowo, Pejuang yang Merobek Bendera Belanda di Hotel Yamamoto, Surabaya
Media kampung, Sabtu (30/9/2023) – Nama Kusno Wibowo mungkin tidak begitu dikenal oleh banyak orang, tetapi ia merupakan salah satu pejuang yang amat mencintai bangsa ini. Dibutuhkan keberanian dan semangat juang yang luar biasa ketika ia merobek bendera Belanda yang dipasang di Hotel Yamamoto atau Oranje, di Jl. Tunjungan no. 65, Surabaya.
Mungkin ini perkara kecil jika dibandingkan dengan peristiwa besar lainnya, namun inilah semangat awal dari pertempuran besar yang terjadi pada 10 November 1945 di Surabaya, yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Berdasarkan catatan sejarah, setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya, pada tanggal 31 Agustus 1946, sebuah maklumat yang dikeluarkan oleh pemerintahan Soekarno menetapkan bahwa mulai 1 September, bendera nasional Merah Putih akan dikibarkan terus-menerus di seluruh wilayah Indonesia.
Namun, pada 18 September, sekelompok opsir Sekutu dan Belanda yang berasal dari AFNEI tiba di Surabaya dan mereka ditempatkan di Hotel Yamamoto atau Oranje. Malam harinya, pada tanggal 19 September 1945, sekitar pukul 21.00, sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch Ploegman mengibarkan kembali bendera Belanda, yang meresahkan rakyat dan para pemuda Surabaya yang menyaksikannya.
Ulah Belanda ini dianggap sebagai tindakan yang meremehkan kedaulatan Indonesia dan mencoba mengembalikan kekuasaan mereka di Indonesia.
Soedirman, yang pada saat itu menjabat sebagai Wakil Residen Daerah Surabaya, datang ke Hotel Yamamoto untuk menyelesaikan masalah ini dan berusaha untuk berunding dengan para opsir Belanda.
Namun, perundingan tersebut gagal dan berubah menjadi perkelahian. Ploegman bahkan menarik pistolnya, menyebabkan kekacauan semakin membesar. Beberapa pemuda bahkan naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda yang dikibarkan kembali.
Tetapi, dalam keadaan yang penuh tantangan, Kusno Wibowo muncul sebagai pahlawan sejati. Ia berhasil menurunkan bendera Belanda dan merobek bagian birunya. Dengan semangat yang membara, ia kemudian mengibarkan kembali bendera Merah Putih di puncak tiang. Tindakannya ini tidak hanya mencerminkan ketegasan dan keberanian individu, tetapi juga menjadi simbol perjuangan dan keberanian rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya.
Namun, tragedi juga mengiringi kejadian ini. Sidik, seorang pemuda yang berada di tengah-tengah perkelahian, mengeksekusi Ploegman. Tentara Belanda yang berjaga-jaga kemudian menembak beberapa pemuda, termasuk Sidik dan Kusno Wibowo. Meskipun pengorbanan mereka yang berani dan luar biasa, kejadian ini tetap memperoleh tempat di dalam sejarah yang membanggakan.
Insiden Bendera Hotel Yamamoto di Surabaya pada tanggal 19 September 1945 menjadi satu episode penting dalam perjuangan besar Indonesia menuju kemerdekaan. Bendera Merah Putih tetap berkibar dengan kebanggaan, menandakan teguhnya semangat dan tekad para pejuang dalam mempertahankan tanah air tercinta. Pengorbanan para pahlawan di Surabaya pada tanggal tersebut akan selalu diingat dan dihormati sebagai bagian dari sejarah yang membanggakan bagi bangsa Indonesia.



