Mahasiswa Prodi Sejarah Undip, Lakukan Penelitian Terhadap “Manusia Troly” di Geopark Ijen

undip prodi sejarah

Banyuwangi, Mediakampung.com – Mahasiswa semester 4 Prodi ilmu sejarah Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Jawa Tengah, melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dengan melakukan tugas penelitian di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Salah satu kelompok KKL  mengusung tema “Perekonomian Manusia Troly Ijen” yang bekerja di Kawasan geopark Kawah Ijen, Paltuding Kecamatan Licin Banyuwangi, Sabtu (6/5/2023).

Sebanyak kurang lebih 127 orang Mahasiswa dari Prodi Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro, melaksanakan KKL di Banyuwangi selama 5 hari sejak tanggal 4 hingga berakhir 8 Mei 2023. Mereka tersebar di berbagai wilayah di Kabupaten Banyuwangi, diantaranya Kecamatan  Muncar, Glagah, Licin serta di beberapa wilayah lainnya.

Salah satu Kelompok KKL yang mengusung tema “Perekonomian Manusia Troly”, karena sebelumnya telah mendapatkan informasi jika potensi perekonomian yg dimiliki Wisata Kawah Ijen ini banyak sekali, mulai dari guide, penambang belerang, UMKM serta jasa “sopir’ Troly atau manusia troly.

Troly angkutan untuk naik di ijen
Troly angkutan untuk naik di ijen

Jasa sopir troly atau manusia troly adalah orang-orang yang pekerjaannya mengangkut para wisatawan sebagi penumpangnya ke puncak Ijen dengan menggunakan gerobak atau troly.

Fahris selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Sejarah Undip, selama proses penelitian berkesimpulan bahwa “manusia Troly’ itu sangat menghabiskan tenaga, apalagi menuju puncak kawah Ijen jalannya sangat menanjak.

“Saya juga merasa sangat terkesan melihat  para penambang komoditas belerang yang sangat bersemangat, namun sangat disayangkan jika jumlah penambang berkurang dengan berjalannya waktu. Kini menjadi sopir troly menjadi pilihan pekerjaan yang lebih menguntungkan,” singkat Fahris.

Dikesempatan berbeda, Muhammad L.Sahid dari Komunitas Pendaki Banyuwangi mengabarkan keadaan pendakian gunung Ijen, yang saat ini dibuka diatas jam 04.00 wib, karena ada peningkatan aktifitas vulkanik, sehingga para mahasiswa KKL Undip tidak bisa menikmati pemandangan bluefire.

“Sebenarnya kita bisa melihat blue fire jika pendakian dibuka lebih awal sekitar jam 1 atau jam 2 pagi, akan tetapi dengan aktivitas vulkanik yang meningkat, akhirnya pengelola menyepakati untuk membuka pendakian dimulai dari jam 4 pagi. Untuk penambang belerang sendiri melakukan penambangan terkadang sebelum jam 4 pagi, juga ada yang setelah subuh,” ungkapnya. (Lucky)

google-berita-mediakampung
saluran-whatsapp-mediakampung
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Media Kampung. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *