Festival Gandrung Sewu Banyuwangi dari Masa ke Masa
Media Kampung – Festival Gandrung Sewu, yang berarti “seribu penari gandrung”, adalah sebuah perayaan yang telah menjadi ciri khas dari daerah Banyuwangi, Jawa Timur. Festival ini tidak hanya merefleksikan kekayaan seni dan budaya lokal, tetapi juga evolusi dan adaptasi tradisi tersebut dari waktu ke waktu.
Asal Usul Gandrung Sewu
Gandrung adalah tarian tradisional Banyuwangi yang berakar dari upacara syukuran kepada Dewi Sri, dewi kesuburan. Tarian ini semula dipersembahkan sebagai ucapan syukur atas panen padi yang melimpah. Dalam perkembangannya, Gandrung mulai ditarikan dalam berbagai acara dan perayaan di Banyuwangi.
Perkembangan Festival
Memasuki era 2000-an, pemerintah Banyuwangi melihat potensi Gandrung sebagai salah satu daya tarik wisata. Maka, Festival Gandrung Sewu mulai diperkenalkan dan diselenggarakan setiap tahun, biasanya di bulan Oktober, di Pantai Boom Banyuwangi. Ribuan penari, terutama gadis-gadis muda, berkumpul untuk menari Gandrung secara serentak, menciptakan pemandangan yang mempesona.
Simbolisme dan Modernisasi
Dalam festival ini, penari gandrung tidak hanya menunjukkan keindahan tarian tradisional, tetapi juga menceritakan kisah kehidupan masyarakat Banyuwangi dari masa ke masa. Dengan bantuan teknologi cahaya dan suara, pertunjukan Gandrung Sewu menjadi lebih dinamis dan menarik.
Pengakuan Internasional
Dengan promosi yang masif dan peningkatan kualitas pertunjukan, Festival Gandrung Sewu mulai mendapatkan perhatian dari wisatawan internasional. Banyak wisatawan asing yang sengaja datang ke Banyuwangi untuk menyaksikan festival ini, menjadikannya salah satu event budaya terbesar di Indonesia.
Kesimpulan
Festival Gandrung Sewu Banyuwangi telah mengalami evolusi dari sekadar perayaan lokal menjadi sebuah peristiwa internasional yang membanggakan. Melalui festival ini, kita dapat melihat bagaimana tradisi dan budaya dapat tetap hidup dan berkembang di tengah-tengah modernisasi dan globalisasi. Festival ini tidak hanya menjadi saksi bisu dari kekayaan seni dan budaya Banyuwangi, tetapi juga menjadi bukti adaptabilitas dan ketahanan budaya lokal di era modern.



