Launching Antologi Puisi Sulur Kembang Sri Tanjung,  Bupati Ipuk : Atas Kontribusi Seniman, Banyuwangi Diundang Unesco

bedah buku surur kembang sri tanjung

Banyuwangi, mediakampung.com – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melaunching antologi puisi “Sulur Kembang Sri Tanjung”, bertempat di Pendopo Sabha Swagata Banyuwangi pada Senin (08/05/2023). Sulur Kembang Sri Tanjung adalah sebuah buku antologi karya sastrawan Banyuwangi, baik yang msih menetap di Bumi Blambangan, maupun yang berdomisili diluar Kabupaten Banyuwangi.

Pada kesempatan itu, Bupati Ipuk menyampaikan jika Banyuwangi  akan diundang oleh Unesco berkaitan dengan Ijen Geopark atas kontribusi dari seniman dan budayawan .

“Dengan seni, maka kita akan semakin halus, dan kita harus mendidik anak-anak sesuai dengan zamannya. September besok Banyuwangi akan diundang oleh Unesco berkaitan dengan Ijen Geopark. Dan ini juga atas kontribusi dari seniman dan budayawan ,” kata Bupati Ipuk

Lebih lanjut Ipuk berharap karya sastra ini juga dapat disebarkan melalui media sosial agar lebih banyak membaca.

“Bapak dan Ibu dapat membaca puisi dan di Share di media sosial,” himbaunya.

Koordinator pelaksana Kegawatan, Syafaat menyampaikan bahwa, buku yang dilaunching bupati tersebut merupakan kumpulan puiisi folklor

“Hal ini mengingat hasanah budaya dalam bentuk cerita rakyat yang berkembang di masyarakat, yang kelahirannya tidak dapat ditentukan secara pasti. Namun dipercaya sebagai sebuah cerita nyata dari daerah tersebut yang diceritakan secara turun-temurun, di Bumi Blambangan Banyuwangi. Akan dengan mudah diingat ketika ditulis dalam bentuk puiisi,” ujar Syafa’at yang juga selaku ketua Komunitas Lentera Sastra.

Masih menurut Syafa’at, bahwasannya tidak mudah untuk mencari referensi dari sebuah cerita rakyat, terlebih cerita rakyat yang belum populer yang hanya di wilayah tertentu berkembangnya cerita.

“Menyadur cerita rakyat dalam bentuk novel maupun cerita pendek sudah banyak dilakukan, dan sepertinya cara ini lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan menyadur dalam karya puisi, dengan mengingat sebuah puisi mengaruskan penulisnya merangkat kata padat penuh makna,” tambahnya.

Setelah launcing, bedah buku dilakukan dengan narasumber Dr. Moh.Amak Burhanudin selaku Kepala Kantor kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, dan Zen kostolani selaku Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banyuwangi.

Peserta yang mengikuti launching juga menikmati persembahan pembacaan puisi dalam teater yang dilakukan anak-anak siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Banyuwangi bersama beberapa pemain teater kawakan seperti Mas Pramoe Soekarno, Nazil Osing, Syafaat dan viefa. Monolog Samsudin Adlawi yang diiringi pemusik kawakan yons DD, Pagelaran teaterisasi Padepokan Alang-alang Gumitir pimpinan Punjul Ismu Wardoyo dan lain-lain.

Founder Obor Sastra, Halimah Munawir dari Rumah Budaya menyampaikan bahwa, penerbitan buku dan launcing ini dapat dilakukan atas kerjasama yang baik antara para penulis di Kabupaten Banyuwangi, terutama Lentera Sastra, dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

“Sangat layak Kabupaten Banyuwangi disebut sebagai Kabupaten Literasi” kata Halimah.

Apresiasi luar biasa disampaikan Zen Kostolani dengan karya Siswa MTsN 2 Banyuwangi yang sangat menarik, dengan mengingat usia penulis yang sangat muda. (Tim)

google-berita-mediakampung
saluran-whatsapp-mediakampung
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Media Kampung. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *