Javawangi Raih Juara dalam Program Inkubasi Jagoan Tani Banyuwangi 2023
Media Kampung – Javawangi, sebuah produk minuman rempah yang dikelola oleh delapan anak muda asal banyuwangi, meraih gelar juara dalam program inkubasi jagoan tani banyuwangi 2023.
Perjalanan Javawangi dimulai pada awal tahun 2021 ketika sekelompok anak muda asli banyuwangi berhasil menciptakan produk minuman rempah yang mereka klaim 100 persen organik. Mereka juga menjalin kerjasama dengan belasan kelompok tani untuk memasok bahan baku mereka.
“Visi dan misi kami adalah mengembalikan eksistensi rempah di Bumi Blambangan,” ujar Julfia Rasya Putri, CEO Javawangi, setelah pengumuman pemenang program Jagoan banyuwangi pada malam Rabu (14/9/2023).
Mewakili timnya, Julfia menerima penghargaan sebagai pemenang jagoan tani 2023 dari Bupati banyuwangi, ipuk fiestiandani.
Pengumuman pemenang jagoan banyuwangi diselenggarakan di Arogwisata Taman Suruh di Kecamatan Glagah.
Selain kategori jagoan tani, Pemerintah kabupaten banyuwangi juga mengumumkan pemenang program Jagoan Bisnis dan Jagoan Digital.
Julfia, seorang wanita berusia 23 tahun dari Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, merasa terdorong untuk menciptakan produk minuman rempah karena prihatin dengan popularitas minuman manis di kalangan anak-anak dan remaja.
“Ia merasa bahwa kesadaran akan risiko diabetes masih rendah. Banyak minuman yang tinggi gula dan mengandung pengawet yang menjadi minuman sehari-hari anak-anak dan remaja,” lanjutnya.
Keprihatinan Julfia bukan tanpa alasan, karena kasus diabetes pada anak-anak di indonesia meningkat secara signifikan. Ikatan Dokter Anak indonesia (IDAI) melaporkan peningkatan 70 kali lipat kasus diabetes pada anak-anak muda pada Januari 2023 dibandingkan dengan 13 tahun sebelumnya.
“Kami memulai dari situ, dengan membuat produk minuman yang sehat, rendah gula, dan tanpa pengawet,” tambah Julfia.
Untuk menciptakan produk ini, ia mengajak tujuh rekannya untuk meracik minuman rempah. Beberapa di antara mereka adalah barista yang bertugas mencari formula terbaik untuk rempah-rempah yang merekaolah.
Jahe adalah rempah utama yang digunakan untuk produk ini. Julfia dan timnya menjalin kerjasama dengan belasan kelompok tani dari berbagai daerah di Banyuwangi untuk memasok bahan baku.
“Kami membutuhkan sekitar 100 kilogram rempah-rempah setiap bulannya,” tambahnya.
Produk ini dikemas dalam bentuk teh celup dalam kemasan pouch. Selain jahe, mereka juga menciptakan produk lain dari rempah-rempah, seperti bunga telang.
Julfia mengakui bahwa memperkenalkan minuman rempah kepada kalangan muda bukanlah tugas yang mudah. Selama ini, rempah lebih dikenal sebagai minuman yang dikonsumsi oleh generasi lebih tua.

