Nepal – Saat musim gugur tiba di Nepal, ladang-ladang bunga marigold berubah menjadi lautan warna oranye cerah. Momen ini menandai dimulainya panen marigold yang sangat dinantikan para petani, terutama menjelang Festival Tihar — salah satu perayaan keagamaan paling penting di Nepal.

Tak sekadar tanaman hias, marigold memiliki makna spiritual yang dalam bagi masyarakat Hindu. Setiap kelopaknya dipercaya membawa doa, harapan, dan keberkahan. Tak heran, permintaan bunga ini melonjak drastis sepekan sebelum Tihar dimulai.

Marigold: Bunga Suci dalam Tradisi Hindu Nepal

Bunga marigold (Tagetes) telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari ritual keagamaan di Nepal. Dalam budaya Hindu, marigold digunakan untuk menghiasi rumah, altar, kuil, hingga tubuh dewa-dewi yang dipuja saat upacara keagamaan.

Makna Simbolis Marigold:

iklan 728 x 90 px

Doa dan Harapan: Kelopak marigold dianggap sebagai persembahan suci kepada para dewa.

Perlindungan Spiritual: Warga percaya bunga ini bisa mengusir energi negatif.

Lambang Kemurnian: Warna cerahnya melambangkan cahaya dan kehidupan, selaras dengan makna Festival Tihar.

iklan 728 x 90 px

Festival Tihar: Perayaan Cahaya dan Kehidupan

Festival Tihar, juga dikenal sebagai Deepawali versi Nepal, berlangsung selama lima hari dan dirayakan dengan meriah di seluruh penjuru negeri. Setiap harinya memiliki tema dan makna tersendiri, mulai dari pemujaan terhadap hewan (seperti gagak, anjing, dan sapi), hingga persembahan kepada dewi kekayaan, Laxmi.

Pada hari ketiga, yaitu Hari Laxmi Puja, marigold menjadi elemen utama. Warga akan membuat rangoli atau pola dekoratif di lantai dengan bunga ini, serta menggantungkan kalung marigold di depan rumah dan toko sebagai simbol penyambutan kekayaan dan keberuntungan.

iklan 728 x 90 px

Petani Siap Panen, Harga Bunga Melonjak

Menjelang Tihar, permintaan bunga melonjak tajam — terutama di kota-kota besar seperti Kathmandu, Bhaktapur, dan Lalitpur. Para petani pun memanfaatkan momentum ini untuk meraih penghasilan tambahan.

Menurut pantauan di beberapa distrik penghasil bunga, seperti Bhaktapur dan Chitwan, harga marigold bisa naik hingga dua kali lipat dibandingkan hari biasa. Dalam sepekan menjelang Tihar, pasar bunga lokal ramai dengan transaksi grosir dan eceran.

iklan 728 x 90 px

Fakta menarik:

Satu petani bisa memanen ribuan batang marigold per musim.

Kalung marigold dijual mulai dari 50 hingga 200 rupee Nepal, tergantung ukuran dan kualitas.

Banyak anak muda ikut membantu panen untuk menyambut musim liburan.

Tradisi Membuat Kalung Marigold

Salah satu tradisi khas Tihar adalah merangkai kalung bunga marigold, yang nantinya dipersembahkan kepada hewan peliharaan, keluarga, hingga tamu yang datang. Di sekolah-sekolah dan rumah-rumah, anak-anak dan orang tua bersama-sama merangkai bunga dengan penuh sukacita.

Tradisi ini tidak hanya memperkuat nilai kekeluargaan, tetapi juga menjadi momen edukatif bagi generasi muda tentang pentingnya budaya lokal.

Industri Bunga Semakin Tumbuh di Nepal

Panen marigold jelang Tihar juga mencerminkan perkembangan sektor agribisnis bunga di Nepal. Semakin banyak petani yang beralih menanam bunga sebagai komoditas bernilai tinggi. Pemerintah Nepal bahkan mulai mendorong ekspor bunga potong ke negara tetangga seperti India dan Bangladesh.

Dengan semakin meningkatnya permintaan lokal dan internasional, marigold bukan sekadar bunga upacara, tetapi juga harapan baru bagi ketahanan ekonomi desa.

Marigold, Antara Ibadah dan Pendapatan

Festival Tihar tak sekadar menjadi momentum religius, tetapi juga membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar, khususnya bagi petani bunga di Nepal. Bunga marigold, yang selama ini identik dengan keindahan dan spiritualitas, kini juga menjadi sumber pendapatan yang penting.

Dibalik keindahan warnanya, marigold menyimpan cerita tentang harapan, kerja keras, dan budaya yang hidup di tengah masyarakat Nepal. Dalam tiap helai bunganya, terselip doa dan cinta yang mekar seiring datangnya cahaya Tihar. (putri)

google-berita-mediakampung
saluran-whatsapp-mediakampung