Masyarakat Umum Dapat Akses Hunian di Wisma Atlet Kemayoran

Pemerintah berencana membuka akses bagi masyarakat umum untuk mendapatkan hunian terjangkau di kompleks Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Kebijakan ini menandai langkah lanjutan pemanfaatan kawasan bekas perkampungan atlet Asian Games 2018 tersebut agar tetap produktif dan memberi manfaat sosial setelah tidak lagi digunakan untuk kegiatan olahraga maupun isolasi pasien Covid-19.

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menjelaskan, hunian yang disiapkan bagi masyarakat umum akan ditempatkan di menara berbeda dari blok yang dihuni oleh aparatur sipil negara (ASN) dan anggota TNI/Polri. Langkah ini dilakukan untuk menjaga kenyamanan dan pengelolaan yang lebih tertib di setiap menara.

“Menara yang akan dihuni masyarakat umum nantinya tidak bercampur dengan ASN atau anggota TNI dan Polri. Kami ingin pengelolaan tetap rapi, namun akses kepemilikan dan hunian bisa lebih inklusif,” ujar Prasetyo di Jakarta.

Transformasi Wisma Atlet Jadi Hunian Terjangkau

Wisma Atlet Kemayoran awalnya dibangun untuk mendukung penyelenggaraan Asian Games 2018. Setelah itu, kompleks ini sempat difungsikan sebagai rumah sakit darurat untuk penanganan pasien Covid-19 pada 2020–2023. Seiring membaiknya kondisi pandemi, pemerintah berupaya memaksimalkan kembali pemanfaatan aset negara tersebut.

Menurut Prasetyo, keputusan untuk membuka akses bagi masyarakat umum diambil agar kompleks Wisma Atlet tidak terbengkalai dan tetap memberikan kontribusi ekonomi bagi negara. Pemerintah menilai, lokasi yang strategis di pusat Jakarta menjadi nilai tambah bagi warga yang membutuhkan hunian dengan harga terjangkau.

“Daripada dibiarkan kosong, lebih baik dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Selain itu, konsepnya tetap teratur, dengan pengawasan dan tata kelola yang baik,” jelasnya.

Model Kepemilikan dan Pengelolaan

Kementerian Sekretariat Negara bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait untuk menyiapkan model pengelolaan hunian yang efisien. Rencana yang sedang dibahas mencakup dua skema utama: penyewaan jangka panjang (sewa beli) dan pembelian bersubsidi, sehingga dapat menyesuaikan kemampuan ekonomi masyarakat.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga dilibatkan dalam proses konversi dan penataan ulang fasilitas gedung agar sesuai dengan standar hunian vertikal. Setiap unit akan dilengkapi dengan fasilitas dasar seperti air bersih, listrik, akses internet, serta area publik yang memadai.

Selain itu, pemerintah menegaskan bahwa sistem pengelolaan akan dibuat transparan dengan mengedepankan asas keadilan. Proses seleksi penghuni akan dilakukan secara terbuka agar benar-benar menyasar kelompok masyarakat yang membutuhkan hunian di wilayah perkotaan.

Hunian untuk ASN dan Aparat Tetap Dipertahankan

Meski sebagian menara akan dibuka untuk masyarakat umum, pemerintah tetap mempertahankan sebagian blok sebagai tempat tinggal bagi ASN, anggota TNI, dan Polri. Hal ini sesuai dengan rencana awal pemanfaatan Wisma Atlet pasca-pandemi, yang juga ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi aparatur negara di Jakarta dan sekitarnya.

“Penataan akan kami lakukan dengan konsep terpisah. Ada menara khusus bagi ASN dan aparat, dan ada pula menara khusus bagi masyarakat umum,” kata Prasetyo.

Pemerintah menilai kebijakan ini mampu mengoptimalkan aset negara tanpa menimbulkan konflik kepentingan antarpenghuni. Setiap menara akan memiliki sistem pengelolaan berbeda, baik dari sisi keamanan, fasilitas, maupun pengaturan administratif.

Lokasi Strategis Jadi Daya Tarik Utama

Wisma Atlet Kemayoran memiliki lokasi strategis di pusat kota Jakarta, hanya beberapa menit dari kawasan bisnis Sudirman dan Thamrin. Dengan akses transportasi publik yang mudah, seperti kereta, TransJakarta, dan tol dalam kota, kawasan ini berpotensi menjadi solusi hunian bagi pekerja urban berpenghasilan menengah.

Analis properti menilai langkah pemerintah ini tepat, mengingat kebutuhan akan hunian terjangkau di Jakarta terus meningkat dari tahun ke tahun. Selain membantu masyarakat mendapatkan tempat tinggal dengan harga wajar, kebijakan ini juga dapat menekan angka backlog perumahan nasional.

“Konversi Wisma Atlet menjadi hunian publik merupakan langkah strategis. Ini bisa menjadi model pengelolaan aset negara yang produktif sekaligus memberi dampak sosial,” ujar salah satu pengamat tata kota.

Kontribusi terhadap Program Hunian Nasional

Rencana pemanfaatan Wisma Atlet juga sejalan dengan program Satu Juta Rumah yang dicanangkan pemerintah. Dengan memanfaatkan bangunan eksisting, proyek ini diharapkan dapat mempercepat penyediaan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tanpa perlu menambah pembangunan baru secara besar-besaran di lahan baru.

Selain itu, pemerintah juga menyiapkan mekanisme subsidi agar harga sewa maupun kepemilikan tetap terjangkau. Subsidi ini kemungkinan besar akan diarahkan pada kelompok pekerja sektor informal dan keluarga muda yang belum memiliki rumah pertama.

“Kami ingin memastikan bahwa program ini tidak hanya efisien dari sisi anggaran, tetapi juga berdampak langsung bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan,” ujar Prasetyo.

Proses Pemanfaatan Dimulai Bertahap

Proses konversi dan penyesuaian fasilitas Wisma Atlet Kemayoran akan dilakukan secara bertahap. Pemerintah menargetkan tahap awal pemanfaatan dapat dimulai pada semester kedua tahun 2026, setelah seluruh kajian teknis dan hukum selesai disusun.

Dalam tahap awal, sebagian menara akan difokuskan untuk program pilot bagi masyarakat umum, sekaligus uji coba sistem pengelolaan bersama antara pemerintah dan badan pengelola aset negara (BMN).

“Fokus kami adalah memastikan seluruh aspek, mulai dari keamanan, kenyamanan, hingga legalitas penghuni, berjalan sesuai aturan,” tegas Prasetyo.

Hunian Inklusif di Pusat Ibu Kota

Kebijakan membuka Wisma Atlet Kemayoran untuk masyarakat umum menjadi langkah nyata pemerintah dalam menghadirkan hunian inklusif dan terjangkau di tengah kota. Dengan model pengelolaan yang terpisah dan sistem seleksi yang transparan, diharapkan program ini mampu memenuhi kebutuhan perumahan perkotaan tanpa mengabaikan fungsi sosial aset negara.

Jika berjalan sesuai rencana, Wisma Atlet tidak hanya menjadi simbol keberhasilan Indonesia sebagai tuan rumah ajang olahraga internasional, tetapi juga transformasi aset publik menjadi solusi nyata bagi masalah perumahan di perkotaan. (putri).

google-berita-mediakampung
saluran-whatsapp-mediakampung