Gintangan Bamboo Festival ke-7. Menjaga Tradisi dan Memperkuat Daya Tarik Wisata Banyuwangi

 Banyuwangi – Gintangan Bamboo Festival yang ke-7 diselenggarakan dengan meriah di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, pada 28 Agustus 2024. Mengusung tema “Perawan Gintangan”, festival ini berhasil menarik perhatian masyarakat lokal dan wisatawan. Acara dimulai tepat pada pukul 14.45 WIB dan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Banyuwangi, Bapak Taufik Rohman, M.Si., yang mewakili Bupati Banyuwangi Ibu Ipuk Fiestiandani yang tidak bisa hadir dikarenakan cuti. 

Dalam sambutannya, Bapak Taufik menyampaikan harapannya agar Gintangan Bamboo Festival terus terselenggara setiap tahunnya. “Festival ini sudah menjadi salah satu agenda penting dalam kalender Festival Banyuwangi 2024. Kami berharap acara ini tidak hanya menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik, tetapi juga mampu menarik wisatawan mancanegara,” ujarnya.

Festival yang berlangsung selama satu hari ini menampilkan berbagai atraksi budaya, termasuk pertunjukan seni tradisional, pameran kerajinan bambu, serta bazar kuliner khas Banyuwangi. Pengunjung bisa merasakan langsung kekayaan budaya dan tradisi Desa Gintangan, yang telah menjadi magnet bagi para pencinta seni dan kerajinan.

Filosofi “Perawan Gintangan” dan Keunikan Festival

Tema “Perawan Gintangan” dipilih untuk merefleksikan keindahan dan kesucian budaya serta kerajinan tradisional warga desa. Filosofi ini menggambarkan betapa berharga dan murninya nilai-nilai tradisi yang diwariskan secara turun-temurun, yang tidak hanya memperkaya kehidupan budaya lokal tetapi juga mengundang decak kagum dari para wisatawan yang berkunjung. Desa Gintangan sendiri dikenal dengan kreasi kerajinan bambu yang unik dan bernilai seni tinggi, yang menjadikannya pusat perhatian bagi para pecinta seni dan budaya.

Festival ini juga memperlihatkan bagaimana bambu, sebagai salah satu material alami yang melimpah di Banyuwangi, dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi sekaligus menjadi simbol identitas budaya lokal. Produk kerajinan bambu seperti anyaman, peralatan rumah tangga, hingga instalasi seni yang rumit, ditampilkan dalam festival ini, memperlihatkan kreativitas tanpa batas dari para perajin desa.

Dukungan dan Harapan untuk Masa Depan

Penyelenggaraan Gintangan Bamboo Festival ke-7 ini juga mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat lokal. Mereka bersama-sama berkomitmen untuk terus melestarikan budaya dan tradisi lokal yang menjadi warisan leluhur.

Selain menjadi ajang promosi budaya, festival ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat. “Kami melihat festival ini sebagai peluang besar untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan memperkuat citra Banyuwangi sebagai destinasi wisata budaya yang kaya dan beragam,” tambah Taufik.

Dengan kesuksesan penyelenggaraan tahun ini, Gintangan Bamboo Festival semakin menegaskan posisinya sebagai salah satu acara budaya unggulan di Banyuwangi. Festival ini tidak hanya menjaga dan melestarikan tradisi, tetapi juga membuka peluang baru bagi perkembangan industri kreatif dan pariwisata daerah. 

Masyarakat Banyuwangi pun berharap agar festival ini dapat terus berlangsung di tahun-tahun mendatang, membawa semangat baru dalam melestarikan warisan budaya lokal dan sekaligus mempromosikannya ke seluruh penjuru dunia.

google-berita-mediakampung
saluran-whatsapp-mediakampung
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Media Kampung. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *