Tari Ciblungan dari Rogojampi, Raih Juara 1 Dalam Festival Tari Tradisional Tingkat SD Se-Kabupaten Banyuwangi

Banyuwangi, mediakampung.com – Karya Tari berjudul Ciblungan yang dibawakan oleh tujuh anak bertalenta dari Sanggar Sayuwiwit, Desa Aliyan Kecamatan Rogojampi berhasil meraih juara 1, dalam festival tari tingkat SD se Kabupaten Banyuwangi. Festival Tari Tradisional tingkat SD-SMP Tingkat Kabupaten Banyuwyangi ini, bertempat di Banyuwangi Creative Space, sisi selatan Taman Blambangan Banyuwangi, Senin (19/6/2023).

Anak-anak pemenang lomba dari sanggar Sayuwiwit itu, berasal dari gabungan beberapa Sekolah Dasar se Kecamatan Rogojampi, yang berhasil menyisihkan puluhan peserta mewakili beberapa sanggar dari seluruh Banyuwangi.

Karya tari Ciblungan dari sanggar Sayuwiwit itu sendiri, dibawakan oleh Dini intan ningtyas (SDN 1 Lemahbangdewo),Tajdhia Sabrina Wafi (SDN 1 Lemahbangewo), Raya Monica Budi (SDN 1 Lemahbangdewo), Imelda putri (SDN 1 Aliyan), Dewi Nida Rachmania (SDN 1 Rogojampi), Kayla Marda Tila (SDN 2 Mangir) dan Nadirotul Aliyah (SDN 2 Aliyan).

Julaidik, S.Pd., selaku pemilik/pengasuh dari Sanggar Sayuwiwit mengatakan pada mediakampung com, bahwa kegiatan ini merupakan kompetisi seni budaya berbasis tradisi. Dalam Even ini diharapkan akan melahirkan bintang-bintang baru.

“Kami sangat menyambut baik dan mengapresiasi. Melalui kegiatan ini, mari kita berkompetisi sambil terus menjalin hubungan baik untuk mencari talenta-talenta baru, sambil mengenalkan tari kreasi kepada masyarakat luas, ” ajaknya.

Masih menurut Julaidik, karya tari Ciblungan sendiri sudah sesuai dengan pemahaman akan gerak tari yang di dalamnya terdapat karakter-karakter anak bangsa yang mencintai keberagaman.

“Ciblungan, menceritakan kegiatan anak-anak yang sedang mandi dan bermain air, dengan sarana tersebut mereka mengungkapkan perasaan yang penuh suka ria. Kekompakan yang terjalin tidak begitu saja tumbuh,” jelasnya.

Ditanya mengenai porsi latihan hingga menjadi yang terbaik , Julaidik, S.Pd., mengungkapkan, jika semua itu bisa didapat dengan pendalaman selama kurang lebih satu bulan, mulai berkumpul dalam satu sanggar.

“Porsi latihan kami itu selepas pulang sekolah. Kalau hari libur lain lagi, kami latihan dari pagi hingga sore. Semua dimulai kurang dari sebulan untuk berlatih. Kami memulainya dari nol. Kesulitannya adalah di awal-awal, kami sulit mengatur ritme supaya lebih kompak. Syukur Alhamdulillah usaha tidak pernah membohongi hasil. Latihan yang terus menerus itu akhirnya membuat kami kompak dan dapat meraih hasil yang maksimal di Banyuwangi Creatif Space,” ungkap Julaidik, yang juga seorang guru di SDN Lemahbang Dewo.

google-berita-mediakampung
saluran-whatsapp-mediakampung
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Media Kampung. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *