Manajemen Pelita Air akhirnya menyampaikan perkembangan terbaru terkait rencana penggabungan usaha dengan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Pj Corporate Secretary Pelita Air, Patria Rhamadonna, mengatakan pihaknya siap mengikuti keputusan apa pun yang akan ditetapkan Danantara sebagai pemegang saham pengendali.

Menurut Patria, proses pembahasan merger antara dua maskapai pelat merah tersebut saat ini masih berlangsung intensif di tingkat pemegang saham. Ia menilai wacana penggabungan Pelita Air dan Garuda Indonesia tidak hanya sekadar langkah korporasi, melainkan keputusan strategis yang diarahkan untuk kepentingan nasional. Patria menegaskan bahwa perusahaan percaya setiap keputusan yang diambil akan mempertimbangkan manfaat besar bagi negara.

Ia belum dapat memastikan batas waktu penyelesaian rencana merger, namun menilai jika proses ini diputuskan untuk dilanjutkan, maka target internal tentu diarahkan agar bisa terealisasi secepat mungkin. Di tengah pembahasan tersebut, Pelita Air memilih fokus menjaga operasional menjelang periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, termasuk memastikan layanan transportasi tetap aman dan berjalan lancar. Patria menyebut seluruh perkembangan akan terus dilaporkan kepada pemegang saham.

Sementara itu, Danantara sebelumnya menegaskan rencana merger Pelita Air dan Garuda Indonesia tetap berjalan meski mendapat penolakan dari sebagian pihak di DPR. Rencana tersebut menjadi bagian dari restrukturisasi besar PT Pertamina (Persero) yang mulai memisahkan bisnis non-migas dan non-energi baru terbarukan melalui skema spin-off ke Danantara.

Keputusan final terkait penggabungan dua maskapai nasional itu diperkirakan akan memberikan arah baru bagi industri penerbangan domestik, terutama dalam hal efisiensi dan konsolidasi layanan. Hingga kini, proses pembahasannya masih berlangsung. (putri).

saluran-whatsapp-mediakampung