Pameran “Banyuwangi Jaman Bengen 2023”, Sebagai Ajang Promo Dari UMKM Komunitas AKRAB
Banyuwangi, mediakampung.com – Pameran benda-benda kuno dan antik di halaman kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi, bertajuk “Banyuwangi Jaman Bengen”, telah dibuka selama sepekan mulai tanggal 11-17 Juni 2023. Bagi AKRAB (Asosiasi Kuliner, Kaos, Kerajinan, Aksesoris dan Batik Banyuwangi), pameran tersebut sebagai salah satu ajang tempat sosialisasi dan mempromosikan bagi produk-produk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di Kabupaten Banyuwangi.
Syamsudin selaku ketua AKRAB, kepada mediakampung.com, Senin (11/6/2023) sore, mengatakan bahwa, adanya pameran “Banyuwangi jaman bengen 2023” sebagai salah satu cara komunitas UMKM di Banyuwangi untuk terus bisa eksis, sekaligus sebagai tempat sosialisasi dan mempromosikan produk-produk UMKM.
“Juga semacam tes case, apakah produk mereka di terima, dan dengan acara ini kita bisa komunikasi dengan teman-teman yang lain, soal kekurangannya dan sebaginya,” kata Syamsudin.
Menurut Syamsudin, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sangat membantu kemajuan UMKM, diantaranya dengan meyediakan fasilitas dan dukungan dengan beberapa cara.
“Dukungan pemkab Banyuwangi sangat baik, dengan memberikan fasilitas, pelatihan peningkatan SDM, juga membantu soal akses tekhnologi tepat guna, serta digital untuk lebih meningkatkan kualitas dan penjualan produk UMKM,” terangnya.
Terkait kemampuan ekspor produk UMKM sangat minim, Syamsudin mengatakan, jika kelemahan UMKM di Banyuwangi itu adalah soal produksi. “Sebenarnya banyak kesempatan kita ekspor sendiri. Misalnya dengan melakukan pemaran di Surabaya dan Jakarta kita bisa dapatkan pembeli dari luar negeri. Namun kelemahannya untuk bisa memenuhi Spec pasar luar negeri teman-teman belum mampu, baik dari sisi kemampuan produksi maupun kualitas,” ungkap Syamsudin.
“Namun ada juga yang secara kualitas memenuhi spec, namun kadang untuk memenuhi jumlah permintaan, mereka belum mampu menyukupi, meski kadang bergotong royong. Nah akhirnya ada semacam broker yang dari luar daerah, menjadi eksportir,” lanjutnya.
Pada kesempatan itu, Syamsudin berharap agar pelaku UMKM di Banyuwangi harus optimis. “Teman-teman UMKM harus selalu semangat berusaha meningkatkan kualitas dan kapasitas sehingga mampu bersaing dengan produk luar daerah Banyuwangi,” pungkanya.
Dalam AKRAB (Asosiasi Kuliner, Kaos, Kerajinan, Aksesoris dan Batik Banyuwangi), terdiri atas 13. Komunitas, diantaranya dari kumunitas batik, kerajinan, kuliner, bahan olahan, hingga komunitas UMKM difabel



