Ngopi Osing Bertajuk Pusaka, Kisah Panji dan Ritual Bangkat

ngopi osing ritual bangkat

Banyuwangi, mediakampung.com – Gesah Ngopi Osing yang digelar di Villa Kebun, dusun Dukuh Desa/Kec Glagah, minggu, 4/6/2023 diikuti oleh banyak pegiat sejarah budaya dan tradisi dari berbagai daerah khususnya dari Banyuwangi . Sebagai narasumber dalam Gesah ini adalah KRT. H. Ilham Triadinagoro, M.Pd (Budayawan / Assesor Perkerisan), Sanusi Marhaendi (Ketua Adat Osing/ perdiri Kopat) dan Alur Gesah Ngopi Osing ini di moderatori oleh Raden mas Hari akademisi / peneliti Kalimasada Institut membuka jalannya acara menyampaikan bahwa gesah ini bertujuan mengungkap dan meminta masukan- masukan dari para tokoh dan pegiat adat, pewarat tradisi yang hadir terkait Pusaka, Perang Bangkat berlatar belakang panji atau dengan kata lain kegiatan ini dimaksudkan untuk menggali filosofi dari sejarah , budaya dan tradisi yang berkembang pada masyarakat Osing , sebagai rujukan untuk menyusun literasi Osing berbasis tradisi.

Spirit luar biasa yang ditunjukkan oleh para pendahulu kita perlu kita gali kembali dan menjadi tonggak bagi generasi dimasa kini untuk bisa berkontrbusi membangun peradaban negeri yang lebih baik lagi bagi kemakmuran dan kesejahteraan bersama. Sesuai dengan tema yang diangkat dalam gesah Ngopi Osing kali ini yaitu, anasir budaya masyarakat osing; pusaka, kisah panji dan ritual bangkat

Yang tak kalah penting adalah untuk sarana mengenal jati diri adat, tradisi dan budaya osing untuk menumbuhkan rasa peduli serta merasa memiliki. Sebagai puncaknya masyarakat osing ikut merasa memiliki dan turut aktif memajukan daerahnya.

Hadir dalam acara Gesah ini di antaranya , Sejarawan Drs. Samsubur, Ketua TACB Banyuwangi Dra. Titin Fatimah Ir. H. Noval Badri Founder Padepokan Pancasila, M. Syarfin tokoh Adat Keboan Alasmalang, Sinar Lintang dan mitranya dari Lesbumi, Sastrawan Fatah Yasin Noor, Ilham Dalang Osing, Pras akademisi dari Universitas Bhakti Cluring , jurnalis, mahasiswa, pelaku seni dan para tokoh adat tradisi budaya.

Menurut Samsubur, Dengan adanya gesah ini Saya berharap sebagai maayarakat Osing / Blambangan ingin mengetahui hal-hal yang menjadi topik sangat penting karena memiliki nilai-nilai yang harus diketahui oleh generasi muda, hingga dapat dijadikan sebagai representasi awal tentang kehidupan budaya masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang,” paparnya.

Sementara Pras, akademisi dari Universitas Bhakti Cluring , menginginkan hasil dari gesah ngopi osing ini bisa dimasukkan kedalam kurikulum sekolah-sekolah dan mempertanyakan adakan mpu-mpu keris dari Blambangan yang langsung dijawab oleh Kjn. Ilham , bahwa ada 10 mpu Blambangan yang nama dan karyanya patut diperhitungkan sejak jaman majapahit.

Dalam gesah ini banyak sekali yang didiskusikan sekitar peristiwa-peristiwa adat , tradisi dan budaya yang dampaknya bagi Masyarakat Blambangan pada umumnya. Kesimpulan dari gesah ini adalah audiens menghendaki hasil dari gesah ngopi osing tersebut dijadikan bahan literasi untuk tinggalan kepada generasi selanjutnya.

google-berita-mediakampung
saluran-whatsapp-mediakampung
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Media Kampung. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *