Konflik PBNU Memanas: Rapat 20 November Picu Desakan Mundur untuk Gus Yahya

Konflik internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) hingga Kamis (27/11/2025) masih belum menemukan titik temu. Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan kubu Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar saling beradu argumen, masing-masing menilai keputusan mereka memiliki landasan yang kuat.

Perseteruan ini dipicu oleh hasil rapat Pengurus Harian Syuriyah PBNU pada 20 November 2025. Dalam keputusan tersebut, Syuriyah menilai Gus Yahya telah mencemarkan nama baik organisasi karena menghadirkan tokoh zionis Peter Berkowitz sebagai narasumber dalam pelatihan kader tingkat tinggi Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU).

Rapat itu juga menyebut tindakan tersebut melanggar Peraturan Perkumpulan NU Nomor 13 Tahun 2025. Karena itu, Syuriyah meminta Gus Yahya untuk mengundurkan diri dan memberi tenggat waktu tiga hari sejak surat keputusan diterbitkan.

Namun, Gus Yahya menolak keputusan tersebut. Ia menegaskan bahwa dirinya belum diberikan kesempatan klarifikasi dan menilai rapat Pengurus Harian Syuriyah tidak berwenang mencabut mandat Muktamar Lampung yang menetapkannya sebagai Ketua Umum.

Katib Syuriyah PBNU, Sarmidi Husna, menegaskan bahwa keputusan 20 November sudah memiliki dasar hukum yang jelas.
“Pengurus Harian Syuriyah menganggap mengundang narasumber pro-Zionis itu merusak reputasi dan nama baik perkumpulan. Itu juga melanggar Qanun Asasi serta paham Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah, sehingga masuk kategori pasal yang memungkinkan pemberhentian,” ujarnya.

Hingga kini, kedua kubu belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian, sementara dinamika internal PBNU terus menjadi perhatian publik. (selsy).

saluran-whatsapp-mediakampung