IGB Sudharma Luncurkan Buku Memoar Veteran Seroja di Tengah Perjuangan Kesehatan
Banyuwangi – Di usia 75 tahun, I Gusti Bagus Sudharma, veteran Perang Timor Timur (Operasi Seroja 1975-1976), mewujudkan tekadnya untuk meninggalkan warisan literasi. Bersama editor Aguk Wahyu Nuryadi, pria asal Tabanan, Bali, ini meluncurkan buku Memoar Sang Veteran pada Kamis (20/2/2025). Karya tersebut berisi kumpulan puisi dan cerpen berbasis pengalamannya sebagai anggota Brimob di medan konflik Timor Timur, serta refleksi spiritual perjalanan hidupnya.
Proses penerbitan buku ini penuh lika-liku. Rencana peluncuran pada Hari Pahlawan 10 November 2024 atau Hari Jadi Banyuwangi 18 Desember molor akibat gangguan kesehatan Sudharma. Naskah tulisan tangan yang baru selesai dikoreksi awal Desember 2024 sempat tertunda penerbitan ISBN karena antrean akhir tahun. “Kami seperti kejar-kejaran dengan malaikat maut. Penulis ingin bukunya terbit sebelum ajal menjemput,” ungkap Maulana Affandi, S.S., Direktur Penerbit Lintang, Kedaleman Rogojampi.
Kondisi Sudharma yang kritis sempat dirawat di ICU RSI Fatimah setelah sebelumnya menjalani perawatan di Klinik Hanna Benculuk dan RS Al Hida memaksa tim penerbit mengubah strategi. Dari rencana peluncuran fisik dan bedah buku, beralih ke e-book yang diluncurkan melalui platform digital Perpustakaan Daerah Banyuwangi. “Alhamdulillah, di detik-detik kritis, beliau masih sempat melihat bukunya. Ini menjadi motivasi untuk terus hidup,” tambah Affandi.
Buku setebal 200 halaman ini tidak hanya merekam kisah heroik Sudharma di medan perang, tetapi juga perjuangannya melawan “sakaratul maut” berkali-kali: dari tembakan musuh di Timor Timur, tawuran dengan preman, isolasi pandemi, hingga koma di ICU. “Dalam setiap doa, saya memohon ampunan dan kesempatan untuk kembali fitrah,” ujar Sudharma, yang juga aktif di Dewan LVRI Banyuwangi.
Kakek berkacamata dengan udeng merah putih ini menyatakan buku ini dipersembahkan untuk ibu, dua istri (Ning Nuroniyah yang wafat saat pandemi dan Siti Alifah), serta generasi muda. “Semoga nilai juang ’45 dan kecintaan pada tanah air tetap hidup,” tandasnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Banyuwangi, Drs. Zen Kastolani, M.Si., mengapresiasi karya Sudharma yang dihibahkan ke perpustakaan digital. “Ini menjadi amal jariyah dan inspirasi bagi masyarakat,” ujarnya. Melalui inovasi PUSAKA (Publikasi Unggulan Sastra dan Karya), karya Sudharma dapat diakses gratis di ebookbanyuwangi.id.
Yusup Khoiri, Pustakawan Ahli Madya, menambahkan, pihaknya menyediakan layanan layout dan desain gratis untuk penulis lokal. “Kami ingin semua kisah tentang Banyuwangi terdokumentasi,” jelasnya.
Sekretaris Macab LVRI Banyuwangi, Suwadi, menyebut Sudharma sebagai sosok inspiratif. “Ucapan, tulisan, dan tindakannya menjadi teladan,” pujinya. Dukungan juga datang dari Hj. Retno Herlina Kosgorowati, kader PPM yang hadir dalam peluncuran. Ia mengingatkan pentingnya menjaga warisan sejarah para veteran.
Kini, Sudharma telah menyiapkan konsep buku kedua tentang perjalanan karier di kepolisian, Banyuwangi tempo dulu, hingga dinamika festival di era digital. “Selama nyawa masih di kandung badan, saya akan terus berkarya,” tekadnya.



