Para siswa Inklusi SMPN 2 Rogojampi, Mengukir Prestasi Gemilang di Ajang Festival Kita Bisa Tahun 2023
Media Kampung – Sebanyak Lima siswa inklusi dari SMPN 2 Rogojampi Kabupaten Banyuwangi, telah nerhasil mengukir prestasi gemilang dalam ajang Festival “Kita Bisa” tahun 2023. Mereka berhasil menyabet juara dalam berbagai perlombaan. Festival yang digelar di SD Negeri Model Banyuwangi, Sabtu (2/12/2023) sore lalu, dimeriahkan oleh siswa-siswi penyandang disabilitas tingkat SD dan SMP se-Banyuwangi.
Festival ini merupakan bagian dari Banyuwangi Festival (B’Fest) yang diadakan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada siswa dengan kebutuhan khusus.
Festival “Kita Bisa”, pada tahun 2023 bertepatan dengan peringatan Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada tanggal 3 Desember. Festival ini memberikan wadah bagi anak-anak penyandang disabilitas untuk menampilkan karya dan kreasi mereka. Selain itu, festival ini juga menggelar lomba-lomba seni dan olahraga untuk kategori disabilitas.

Para siswa inklusi dari SMPN 2 Rogojampi berhasil menyabet beberapa juara dalam festival tersebut. Serly Apriliyani dan Nilam Cahya Ramadhan meraih juara 1 dalam kategori tari jejer jaran dawuk. Naela Ayu Putri meraih juara 2 dalam kategori lari 80 m putri. Mohammad Danial Malikha Akbar meraih juara 2 dalam kategori baca puisi. Sedangkan Filbert Liem, siswa dengan kecerdasan istimewa, meraih juara 2 dalam kategori membuat vlog di lokasi acara.
“Kelima anak ini sungguh istimewa. Mereka memiliki kelebihan yang patut diapresiasi,” ujar Marhenyantoro, selaku Kepala SMPN 2 Rogojampi, Senin (4/12/2023).
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada guru pendamping dan guru pengajar yang telah membantu mengembangkan potensi siswa-siswa inklusi tersebut.

Selain itu, dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional, Pemkab Banyuwangi meluncurkan inovasi Si-Denakwangi, akronim dari Aplikasi Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus Kabupaten Banyuwangi.
Aplikasi ini digunakan untuk mendeteksi jenis ketunaan peserta didik berkebutuhan khusus. Dengan adanya aplikasi ini, guru pendamping khusus dapat membuat program pembelajaran individual yang sesuai dengan kondisi siswa inklusi.
Kepala Dinas Pendidikan, Suratno, menambahkan bahwa saat ini terdapat 181 sekolah penyelenggara pendidikan inklusi di Banyuwangi, mulai dari tingkat paud hingga SMA. Sekolah-sekolah tersebut didampingi oleh 11 Sekolah Luar Biasa (SLB) yang bertindak sebagai konsultan. Terdapat juga 250 guru pendamping khusus yang secara berkala mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam mendukung kesulitan belajar siswa inklusi di sekolah.
Salah satu sekolah di Banyuwangi, SMPN 3 Banyuwangi, juga telah memenangi penghargaan Top 45 Pelayanan Publik Terbaik Nasional atas inovasi program Lebur Seketi. Program ini bertujuan untuk memberikan layanan inklusif bagi siswa berkebutuhan khusus agar tetap bisa belajar di sekolah reguler dengan kurikulum yang disesuaikan.
Prestasi siswa inklusi dari SMPN 2 Rogojampi dan berbagai inovasi dalam pendidikan inklusi di Banyuwangi menunjukkan komitmen Pemkab Banyuwangi dalam mewujudkan kota yang ramah bagi penyandang disabilitas. “Semoga prestasi ini dapat menginspirasi sekolah-sekolah lain di Banyuwangi untuk mengembangkan pendidikan inklusi yang lebih baik,” harap Marhenyantoro.



