Rengginang Banyuwangi, Camilan Tradisional Gurih yang Tak Lekang oleh Waktu
Cita Rasa Lokal yang Tetap Digemari
Rengginang merupakan salah satu camilan tradisional yang mudah ditemukan di berbagai daerah Indonesia, termasuk di Banyuwangi, Jawa Timur. Di daerah ujung timur Pulau Jawa ini, masyarakat lokal menyebut rengginang dengan nama “gerit”, sebutan yang sudah akrab di telinga warga sejak dulu. Meski terbuat dari bahan sederhana, cita rasa gurih dan tekstur renyahnya membuat camilan ini tetap digemari lintas generasi.
Olahan ini biasanya menjadi teman santai di sore hari, pendamping teh hangat, atau bahkan dijadikan oleh-oleh khas daerah. Dalam setiap gigitannya, rengginang menghadirkan rasa nostalgia terhadap kuliner rumahan tempo dulu yang masih bertahan hingga kini.
Proses Tradisional yang Menjaga Keaslian Rasa
Kelezatan rengginang tidak terlepas dari proses pembuatannya yang masih mempertahankan cara tradisional. Bahan dasarnya adalah beras ketan pilihan yang dikukus hingga matang. Setelah itu, ketan dibumbui dengan campuran rempah sederhana seperti bawang putih, garam, dan sedikit penyedap alami agar cita rasanya seimbang antara gurih dan harum.
Adonan kemudian dicetak menjadi bentuk bulat pipih menggunakan tangan atau alat sederhana. Setelah proses pencetakan selesai, rengginang dijemur di bawah sinar matahari selama beberapa jam hingga benar-benar kering. Tahapan ini menjadi kunci utama dalam menghasilkan rengginang yang awet dan tidak mudah basi, sekaligus memastikan teksturnya renyah saat digoreng.
Rahasia Keawetan dan Kerenyahan Rengginang
Salah satu keunggulan rengginang dibanding camilan tradisional lainnya adalah daya tahannya yang luar biasa. Berkat proses pengeringan alami yang maksimal, rengginang bisa bertahan hingga berbulan-bulan tanpa kehilangan cita rasa maupun kerenyahannya. Hal inilah yang membuatnya sangat cocok dijadikan buah tangan bagi wisatawan yang datang ke Banyuwangi.
Saat digoreng, irisan rengginang yang semula kaku akan mengembang sempurna. Aroma bawang putih dan ketan yang gurih langsung menyeruak, menghadirkan sensasi khas yang menggugah selera. Teksturnya ringan, tidak terlalu berminyak, dan terasa pas di lidah—tidak membuat cepat enek meski dimakan berkali-kali.
Dari Kudapan Rumahan hingga Oleh-Oleh Khas Banyuwangi
Di Banyuwangi, rengginang tidak hanya dijajakan di pasar-pasar tradisional, tetapi juga banyak ditemukan di toko oleh-oleh dan sentra kuliner khas daerah. Para pengrajin lokal biasanya memproduksi rengginang dalam berbagai varian rasa, seperti rengginang udang, teri, dan bawang daun. Masing-masing menawarkan karakter rasa yang berbeda, namun tetap mempertahankan cita rasa gurih khas Banyuwangi.
Selain itu, beberapa pengusaha kecil mulai mengemas rengginang dengan tampilan modern agar menarik perhatian wisatawan. Meski dikemas lebih menarik, resep tradisional tetap dijaga agar tidak kehilangan ciri khasnya. Tak heran jika rengginang kini menjadi salah satu ikon kuliner Banyuwangi yang sering diburu wisatawan sebagai oleh-oleh.
Simbol Ketekunan dan Warisan Kuliner Lokal
Lebih dari sekadar camilan, rengginang menyimpan nilai budaya dan ketekunan masyarakat lokal. Pembuatan rengginang memerlukan kesabaran tinggi, mulai dari tahap pengukusan, pencetakan, penjemuran, hingga penggorengan. Setiap langkah dilakukan dengan ketelitian agar hasil akhirnya benar-benar sempurna.
Bagi sebagian masyarakat Banyuwangi, proses membuat rengginang bahkan menjadi kegiatan turun-temurun yang diwariskan dari generasi ke generasi. Mereka percaya, menjaga resep asli dan cara pengolahan tradisional adalah bentuk penghormatan terhadap warisan kuliner leluhur.
Rengginang, Camilan Sederhana yang Menyimpan Kenangan
Meski zaman terus berubah dan aneka makanan modern bermunculan, keberadaan rengginang tidak pernah pudar. Justru, rasa autentik dan kesederhanaannya menjadi daya tarik tersendiri. Bagi banyak orang, setiap gigitan rengginang membawa kenangan masa kecil dan kehangatan rumah.
Kini, rengginang bukan hanya camilan biasa, melainkan simbol keaslian dan ketulusan dalam menjaga cita rasa lokal. Gurih, ringan, dan menggoda, rengginang Banyuwangi tetap menjadi teman setia dalam setiap perjalanan pulang, menghadirkan rasa yang sederhana namun sulit dilupakan.
Rengginang Banyuwangi adalah contoh nyata bagaimana kuliner tradisional bisa bertahan di tengah gempuran makanan modern. Dengan bahan sederhana, proses pembuatan alami, dan cita rasa gurih yang khas, rengginang berhasil mempertahankan tempatnya di hati masyarakat.
Tak hanya lezat, tetapi juga menyimpan nilai budaya dan semangat pelestarian tradisi. Maka tak heran, bila setiap kali berkunjung ke Banyuwangi, membawa pulang rengginang adalah cara terbaik untuk menyimpan sepotong rasa khas Nusantara di rumah. (putri).


