Media Kampung – Desa/Kecamatan Glagah, Kabupaten banyuwangi, menggelar ritual adat Gelar Songo sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan harapan akan kehidupan yang lebih baik di tahun depan. Setiap tanggal 9 Suro penanggalan Jawa, warga setempat menyelenggarakan kenduri desa dengan menghadirkan 9 jenis tumpeng yang melambangkan beragam keberuntungan dan harapan.
Sembilan Jenis tumpeng yang wajib dihadirkan. Antara lain jajanan pasar, jenang atau bubur merah, putih, hitam dan kuning, rengginang, pisang muda, sego golong (nasi putih yang dibungkus daun. Di dalam nasi putih tersebut terdapat telur rebus utuh), ada pula nasi kuning, kinangan (tempat menginang lengkap dengan bahan kinangan), dan uang.
Ritual ini diawali dengan Mocoan Lontar Yusuf pada Rabu lalu, (26/7/2023), dilanjutkan dengan Sema'an Al-Qur'an dan ziarah ke makam Buyut Ka'i dan Buyut Gingsring yang merupakan leluhur desa.
Selanjutnya, warga juga menyelenggarakan selamatan kampung, lomba wangsalan dan basanan, serta pentas seni yang menampilkan kreativitas warga.
Acara Gelar Songo tersebut, dihadiri oleh Wakil Bupati banyuwangi sugirah yang memberikan apresiasi kepada tetua adat dan warga yang terus melestarikan tradisi ini. “Gelar Songo merupakan salah satu kekayaan budaya yang harus dilestarikan dan dapat menjadi daya tarik wisata di banyuwangi, serta memberikan peluang ekonomi bagi warga lokal,” kata sugirah, saat puncak acara, Minggu (30/7/2023).
Rangkaian acara ditutup dengan arak-arakan tumpeng atau kirab yang diikuti oleh warga, serta doa bersama sebagai tanda syukur. Setelah doa bersama, warga pun menikmati makan tumpeng bersama. Tradisi Gelar Songo ini tidak hanya menjadi ungkapan syukur dan harapan warga, tetapi juga memperkaya budaya dan menjadi potensi wisata di banyuwangi.


