Zendo Ungkap Skema Bagi Hasil 20%: Benarkah Sejahterakan Driver? Ini Kata Mitra Ojol!
MediaKampung.Com – Zendo, layanan transportasi online berbasis permintaan yang dikelola oleh Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU), menjadi perbincangan hangat karena menerapkan skema bagi hasil sebesar 20% kepada para pengemudinya. Zendo mengklaim bahwa dana yang dihimpun digunakan untuk kesejahteraan tim dan mitra. Lantas, benarkah skema ini menyejahterakan driver? Mari kita simak testimoni dari para mitra Zendo!
CEO dan pendiri Zendo, Lutfy Azizah, mengatakan bahwa skema bagi hasil 20% diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh mitra pengemudi Zendo. Namun, Lutfy tidak menjelaskan secara detail bagaimana cara Zendo mengelola dana tersebut untuk menyejahterakan mitranya.
“Kita itu mementingkan kepentingan semua orang ya, maksudnya untuk driver itu kita tidak motong dengan banyak banget, tidak sampai 50%, kita di angka 20% untuk bagi hasilnya,” kata Lutfy.
Salah seorang driver Zendo bernama Dian Chasanah membenarkan bahwa potongan yang diterimanya tidak pernah melebihi 20%. Dian mengaku bahwa skema ini sangat menguntungkan, apalagi dengan pola kerja Zendo yang fleksibel sehingga ia bisa membagi waktu antara bekerja sebagai driver dan ibu rumah tangga.
“Alhamdulillah (menguntungkan). Selama ini saya sebagai driver sangat terbantu, dengan jam operasional yang fleksibel saya sebagai ibu rumah tangga sangat terbantu,” ujar Dian.
Dian juga menyebut bahwa ia selalu mendapatkan minimal 10 orderan setiap hari dengan penghasilan bersih sekitar Rp130.000 sampai Rp150.000 per hari. Artinya, jika ia rutin menarik kendaraan setiap hari, ia bisa mengantongi pendapatan sekitar Rp4,5 juta per bulan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Choirul Azeri, driver Zendo lainnya. Ia mengatakan bahwa potongan yang diterima hanya mentok di angka 20%. Misalnya, jika ia mendapatkan orderan dengan ongkir Rp10.000, ia akan mendapatkan Rp8.000, dan Rp2.000 untuk Zendo. “Sangat menguntungkan. Karena 80% bagi driver itu sudah untung banget,” ucap Irul.
Dian dan Irul mengungkapkan alasan mengapa mereka lebih memilih Zendo dibanding aplikasi lain seperti Gojek dan Grab. Dian mengatakan bahwa di Tulungagung, tempatnya tinggal, tidak ada Gojek dan Grab, dan Zendo menawarkan akses yang lebih mudah untuk menjadi mitra. Selain itu, syarat yang diterapkan oleh Zendo juga lebih fleksibel. “Di Zendo asal aman dan mematuhi aturan, kita bisa menjadi mitra,” tutur Dian.
Irul juga menambahkan bahwa pola kerja Zendo yang fleksibel dan tidak monoton membuatnya memilih ojek online keluaran Muhammadiyah ini. “Di Zendo kita bisa apa aja, kita bisa menjadi real pelayan masyarakat karena yang kita jaga kepercayaan dari customer, banyaklah pengalaman yang didapat,” ungkapnya.
Dilansir dari laman Instagram @Zendo_Id, layanan Zendo kini telah hadir di berbagai kota, seperti Tulungagung, Malang, Sidoarjo, Yogyakarta, Indramayu, Garut, Kabupaten Bekasi, Tangerang, Pekanbaru, hingga Banjarmasin. Zendo mengeklaim telah hadir di 70 kota dan berencana menambah 23 kota lagi tahun ini.
Dengan skema bagi hasil yang diklaim menguntungkan, layanan yang fleksibel, dan jangkauan yang terus meluas, Zendo terus menunjukkan eksistensinya di tengah persaingan ketat pasar ojek online di Indonesia.



