Sego Gegok Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda 2026 | Kuliner Asli Trenggalek

Sego Gegok Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda 2026, Trenggalek Siap Ajukan ke Kementerian

Trenggalek — Sego Gegok, kuliner tradisional khas Kabupaten Trenggalek, akan diusulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tahun 2026. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Trenggalek menyatakan bahwa kuliner berbahan nasi, sambal teri, dan daun pisang ini telah memenuhi seluruh syarat utama penetapan WBTB.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Trenggalek, Agus Prasmono, menjelaskan bahwa Sego Gegok memiliki nilai historis kuat serta orisinalitas yang masih terjaga hingga kini. Menurutnya, kuliner ini telah diwariskan turun-temurun selama empat generasi dan menjadi bagian penting kehidupan masyarakat.

“Warisan Budaya Tak Benda sementara kami mengusulkan Sego Gegok, karena memang itu asli Trenggalek. Saksi hidup kepeloporan pelestarian masih ada, sudah empat generasi. Kemarin memang ada kabupaten lain yang mengusulkan, tapi batal karena tidak memenuhi syarat. Di Trenggalek sudah memenuhi syarat semua,” ujarnya.

Agus memaparkan bahwa syarat utama penetapan WBTB adalah usia tradisi minimal 50 tahun, kelestarian orisinalitas, serta sejarah yang dapat diverifikasi. Sego Gegok dinilai memenuhi seluruh aspek tersebut.

“Syarat di antaranya berusia dari 50 tahun, ini sudah empat generasi. Sampai sekarang masih terjaga keasliannya atau orisinalitas. Ada sejarah historis, dulu diciptakan sebagai makanan sehari-hari sebagai bekal orang berladang di hutan, karena proses pembuatannya lama. Diusulkan ke Kementerian Kebudayaan,” tambahnya.

Sego Gegok pertama kali dipopulerkan di Kecamatan Bendungan sebagai makanan praktis yang dapat bertahan lama dan mudah dibawa. Cita rasanya yang pedas gurih membuat makanan ini tetap menjadi kuliner favorit masyarakat hingga sekarang.

Tradisi pembuatan Sego Gegok pun terus dilestarikan oleh generasi penerus di wilayah Trenggalek. Pemerintah daerah berharap usulan WBTB ini dapat memperkuat identitas kuliner lokal serta membuka peluang pengembangan ekonomi kreatif berbasis tradisi. (balqis).