Tradisi Kelulusan Sekolah TK-SMA Dengan Baju Toga “Itu Baju Sakral”: Menambah Beban Wali Murid dan Merugikan Yang Tidak Mampu

Banyuwangi, mediakampung.com – Ketua GMNI Dewan Pimpinan Komisariat (DPK) Bakti Indonesia Banyuwangi, Abdul Konik, mengecam adanya tradisi baru kelulusan sekolah yang justru memberikan beban tambahan bagi wali murid.

“Kini, kita melihat maraknya tradisi wisuda di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari TK, SD, SMP, hingga SMA, dengan penggunaan baju toga. Saya sangat menyayangkan hal ini, karena sebenarnya tradisi tersebut menambah beban bagi wali murid yang kurang mampu. Lebih baik jika kita kembali kepada perpisahan seperti biasanya, seperti pentas seni atau tasyakuran,” ujar Abdul Konik, Ketua GMNI DPK Bakti Indonesia Banyuwangi.

Banyak kasus di lapangan menunjukkan bahwa acara perpisahan kelulusan di sekolah yang seharusnya menjadi momen bahagia malah berubah menjadi beban.

“Guru tidak menyadari bahwa banyak orang tua yang rela menjual barang berharganya, berhutang ke rentenir, bahkan ada murid yang ikut acara perpisahan namun tidak menggunakan baju toga. Hal ini justru dapat merusak mental sang murid dan bahkan memicu depresi,” tambahnya.

Abdul Konik menekankan bahwa tradisi wisuda sebaiknya dikembalikan kepada mahasiswa, bukan siswa. Pengeluaran biaya untuk tradisi ini semakin meningkat, dan perlu diingat bahwa tidak semua wali murid mampu memenuhi beban tersebut. Dalam lingkungan sekitar, terdapat yang hanya bekerja sebagai buruh tani dengan upah minim, bahkan mereka belum memikirkan biaya masuk ke sekolah selanjutnya. Oleh karena itu, hal ini menjadi beban bagi wali murid. Ia menduga bahwa ini hanya alasan untuk memanfaatkan momen bahagia guna mencari keuntungan bagi segelintir oknum panitia yang terdiri dari para guru.

Kami mendesak pihak Dinas Pendidikan untuk segera mengambil tindakan tegas dan melarang tradisi wisuda ini. Hal ini sangat merugikan bagi warga yang tidak mampu, dan acara semacam ini tidak memiliki esensi yang berarti, hanya hura-hura semata. (Hr)

google-berita-mediakampung
saluran-whatsapp-mediakampung
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Media Kampung. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *