Kisah perjuangan seorang guru di Karangasem, Bali, ini layak mendapat apresiasi. I Ketut Wija (40), guru asal Banjar Dinas Bukit Catu, Desa Manggis, tetap teguh menjalankan tugas mengajar meskipun kondisinya belum pulih sepenuhnya setelah mengalami kecelakaan serius pada Februari lalu.
Wija, yang mengajar kelas 3 di SDN 2 Antiga Kelod, sempat mengalami luka parah setelah terlibat kecelakaan saat mengantar bibinya. Ia sempat tidak sadarkan diri selama beberapa hari dan harus menjalani perawatan intensif. Tak hanya itu, ia juga menjalani beberapa operasi di bagian kepala, perut, hingga kaki.
Akibat cedera tersebut, Wija sempat tak mampu berjalan selama berbulan-bulan dan harus menggunakan kursi roda. Kondisinya bahkan membuatnya tidak bisa mengikuti prosesi pengukuhan sekaligus pembagian SK PPPK pada Juni 2025.
“Saat penerimaan SK, saya belum bisa berdiri. Jadi saya hanya mengambil SK di kantor dinas dengan kursi roda, lalu pulang,” kenangnya, Selasa (25/11/2025).
Mengajar dari Kursi Roda
Meski begitu, ketika tahun ajaran baru dimulai, Wija tetap memilih menjalankan amanahnya sebagai pendidik. Setiap hari ia menempuh perjalanan sekitar 9 kilometer menuju sekolah, diantar oleh istrinya.
“Saya tidak mau kondisi saya menghambat kewajiban untuk mengajar anak-anak,” ujarnya.
Sekitar sebulan terakhir, ia mulai berlatih berjalan tanpa kursi roda, meski masih mengandalkan tongkat dan bantuan teman-temannya. Di kelas, ia belum bisa berdiri lama sehingga harus menggunakan kursi khusus yang disiapkan sekolah.
Bahkan untuk menyampaikan materi, ia memakai pengeras suara karena kondisi suaranya masih lemah.
Harapan di Hari Guru
Pada peringatan Hari Guru 2025, Wija berharap dirinya bisa segera pulih total dan kembali mengajar seperti dulu. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada keluarga, rekan guru, serta pihak pemerintah yang telah memberi dukungan dan apresiasi.
Kepala Disdikpora Karangasem, I Gusti Bagus Budiadnyana, mengatakan bahwa momen Hari Guru tahun ini dimanfaatkan PGRI Karangasem untuk memberikan bantuan sosial kepada guru-guru yang layak menerima, termasuk mereka yang tengah mengalami musibah.
“Selain bantuan, kami juga memberikan apresiasi kepada guru berprestasi. Program seperti ini akan terus dilakukan karena sangat positif,” ujarnya. (balqis).


















Tinggalkan Balasan