Menbud Dorong Penguatan Sensor Mandiri di Industri Film

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan kembali pentingnya budaya sensor mandiri film sebagai langkah strategis untuk meningkatkan literasi penonton sekaligus menjaga nilai-nilai luhur bangsa di tengah derasnya arus media modern. Hal ini ia sampaikan dalam acara Anugerah Lembaga Sensor Film (LSF) 2025 yang digelar di Jakarta pada Minggu.

Menurut Fadli, kemampuan masyarakat dan pelaku industri untuk menyaring konten secara mandiri merupakan fondasi penting dalam membangun ekosistem budaya yang sehat. Ia menilai bahwa film, sebagai salah satu produk budaya terbesar di Indonesia, memegang peran sentral dalam membentuk pola pikir publik, terutama generasi muda.

“Sensor tetap diperlukan terhadap konten yang bertentangan dengan hukum atau nilai yang kita junjung. Kita mendorong kreativitas, tetapi tetap dalam koridor hukum dan nilai-nilai Indonesia,” ujar Menbud.

Pernyataan ini sekaligus menjadi pengingat bagi para pembuat film bahwa kebebasan berekspresi tetap berjalan berdampingan dengan tanggung jawab moral dan sosial.

Budaya sebagai Fondasi Kehidupan

iklan 728 x 90 px

Dalam kesempatan yang sama, Fadli menekankan bahwa kebudayaan adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Nilai budaya, katanya, adalah identitas sekaligus kekuatan yang membentuk karakter bangsa.

Ia menambahkan bahwa rasa bangga terhadap kekayaan budaya Nusantara perlu terus ditanamkan dan dirawat, termasuk melalui medium film yang mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat.

“Budaya bukan hanya soal tradisi, tetapi juga cara kita berperilaku, berpikir, dan mengekspresikan diri. Film punya kekuatan besar untuk menjaga itu,” tutur Fadli.

iklan 728 x 90 px

Dengan pesan tersebut, ia mengajak seluruh insan kreatif untuk menjadikan nilai-nilai nasional sebagai sumber inspirasi dalam berkarya, bukan sebagai batasan yang menghambat kreativitas.

Sensor Mandiri Film sebagai Upaya Tingkatkan Literasi Penonton

Salah satu sorotan utama dalam pernyataan Menbud adalah pentingnya peningkatan indeks literasi penonton. Menurutnya, kemampuan masyarakat dalam memahami isi dan konteks film sangat berpengaruh pada kualitas konsumsi media di era digital.

iklan 728 x 90 px

Sensor mandiri menjadi cara paling efektif untuk membantu masyarakat memilih tontonan yang tepat, sekaligus mencegah paparan terhadap konten yang tidak sesuai dengan norma hukum, sosial, ataupun budaya.

Beberapa poin penting terkait sensor mandiri yang ditegaskan Menbud:

  1. Menjaga Nilai-Nilai Luhur Bangsa

Film diharapkan tetap berada dalam koridor nilai budaya Indonesia. Sensor mandiri membantu penonton menyeleksi konten yang sesuai dengan norma.

iklan 728 x 90 px
  1. Mengurangi Ketergantungan pada Regulasi Formal

Ketika masyarakat memahami pentingnya sensor mandiri, proses penyaringan tidak melulu harus mengandalkan lembaga formal. Ini mendorong ekosistem yang lebih sehat dan cerdas.

  1. Mendorong Kreator Agar Lebih Bertanggung Jawab

Pembuat film dituntut menyadari dampak sosial dari karya mereka, sekaligus memahami batas-batas hukum yang berlaku.

  1. Memperkuat Peran Film sebagai Media Edukatif

Film bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana edukasi budaya, moral, dan sejarah.

Melalui penguatan sensor mandiri, pemerintah berharap masyarakat tidak hanya menjadi penonton pasif, tetapi juga konsumen media yang kritis.

Apresiasi untuk Pelaku Perfilman Nasional

Dalam acara penghargaan tersebut, Fadli Zon turut menyampaikan apresiasi kepada seluruh insan perfilman Indonesia yang terus berkontribusi dalam memajukan ekosistem budaya nasional. Ia menilai bahwa kreativitas para pembuat film telah memberikan warna baru bagi industri hiburan sekaligus memperkaya khazanah budaya bangsa.

Menurutnya, penghargaan LSF bukan semata bentuk penilaian teknis, melainkan simbol komitmen untuk menjaga kualitas tontonan yang layak bagi publik.

“Para pembuat film telah menunjukkan dedikasi luar biasa. Kita ingin industri ini terus berkembang tanpa mengabaikan nilai-nilai bangsa,” ungkap Fadli.

Tantangan Perfilman Indonesia di Era Media Digital

Menbud juga mengingatkan bahwa perkembangan teknologi digital membawa tantangan baru bagi dunia perfilman. Kemudahan akses membuat masyarakat lebih terekspos pada konten dari berbagai negara, yang tidak semuanya sesuai dengan nilai budaya Indonesia.

Oleh karena itu, literasi digital dan sensor mandiri harus berjalan beriringan agar penonton mampu menilai mana konten yang layak dikonsumsi dan mana yang berdampak negatif.

Beberapa tantangan yang dihadapi industri saat ini antara lain:

Persaingan konten global yang semakin kuat

Platform streaming internasional yang membawa budaya luar

Perubahan perilaku konsumsi media terutama di kalangan anak muda

Filter sosial yang melemah, sehingga nilai budaya lokal berpotensi tergeser

Dengan adanya sensor mandiri, tantangan-tantangan tersebut dapat dihadapi dengan lebih matang.

Mendorong Ekosistem Perfilman yang Berkelanjutan

Menutup pidatonya, Fadli Zon berharap budaya sensor mandiri dapat menjadi gerakan bersama yang melibatkan penonton, pelaku industri, dan pemerintah. Ia menilai bahwa keberlanjutan ekosistem perfilman tidak hanya ditentukan oleh kualitas karya, tetapi juga kualitas penontonnya.

Ia menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendukung industri kreatif melalui regulasi yang jelas, pendampingan, serta penghargaan bagi pelaku seni yang berkontribusi bagi penguatan budaya nasional.

“Film adalah refleksi dari siapa kita. Karena itu, menjaga nilai budaya melalui karya adalah pekerjaan bersama,” pungkasnya.

Pernyataan Menbud Fadli Zon menegaskan bahwa film memegang peranan penting dalam menjaga dan memperkuat identitas bangsa. Melalui penguatan sensor mandiri film, pemerintah berharap masyarakat memiliki literasi yang lebih baik dalam memilih tontonan, sementara pembuat film semakin bertanggung jawab terhadap dampak sosial dari karyanya.

Di tengah persaingan global dan derasnya arus budaya luar, langkah ini dianggap penting untuk memastikan bahwa film Indonesia tidak hanya maju secara kualitas, tetapi juga tetap berakar pada nilai-nilai kebudayaan nasional. (balqis).

google-berita-mediakampung
saluran-whatsapp-mediakampung