Batu – Kisah inspiratif datang dari Eko Pramono, seorang pengamen disabilitas asal Jalan Melati, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu, Kota Batu. Sosok ayah empat anak ini baru saja menciptakan lagu berjudul “Batu Kota Surgawi” yang kini mulai mencuri perhatian publik.
Eko mengaku, lagu tersebut lahir dari rasa bangganya sebagai warga Kota Batu serta terinspirasi dari kepemimpinan Wali Kota Batu, Nurochman, dan Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto. Terutama dari program unggulan Mbatu SAE, yang menurutnya membawa banyak manfaat bagi masyarakat.
“Kebetulan Bapak Wali Kota Batu, Cak Nur, dan Wakil Wali Kota, Mas Heli, sama-sama asli Batu. Saya terinspirasi dari beliau, terutama program Mbatu SAE. Sebagai warga Kota Batu, saya mendukung program pemerintah di bidang pertanian, pendidikan, kesehatan, pariwisata, hingga kesejahteraan masyarakat,” ungkap Eko, Minggu (14/9/2025).
Melalui syair dalam lagu “Batu Kota Surgawi”, Eko ingin menggambarkan potensi besar yang dimiliki Kota Batu, mulai dari sektor pariwisata hingga pertanian. Ia menilai, promosi potensi wisata yang lebih masif akan membuat Kota Batu semakin dikenal luas dan menjadi tujuan favorit wisatawan.
Selain itu, Eko menyoroti pentingnya perhatian bagi para petani. “Petani perlu dibantu memasarkan hasil produk pertanian, supaya mereka bisa sejahtera dan tidak kesulitan menjual hasil bumi,” jelasnya.
Tak hanya itu, dalam lagu tersebut juga terkandung pesan tentang kekayaan budaya Kota Batu yang perlu terus dilestarikan. “Kota Batu memiliki banyak budaya lokal yang bisa digelar dalam berbagai event untuk menarik minat wisatawan,” tambahnya.
Di akhir penjelasannya, Eko menekankan makna toleransi yang tersirat dalam lirik lagunya. “Toleransi antar umat beragama di Kota Batu sangat tinggi. Itu harus dijaga agar kota ini selalu aman, nyaman, dan kondusif. Dengan begitu, wisatawan yang datang akan merasa betah dan ingin kembali lagi,” pungkasnya.

















