Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar Festival Kita Bisa sebagai bagian dari peringatan Hari Disabilitas Internasional 2025. Kegiatan ini menjadi wadah ekspresi, kreativitas, sekaligus penyampaian aspirasi bagi anak-anak penyandang disabilitas.

Acara berlangsung di Gedung Theater Banyuwangi Park, Kecamatan Kabat, pada Sabtu (13/12/2025). Ribuan siswa dan tenaga pendidik dari berbagai sekolah hadir memenuhi lokasi sejak pagi hari.

Festival tersaji meriah dengan penampilan seni dan pameran karya pelajar penyandang disabilitas. Batik, lukisan, dan berbagai kerajinan tangan ditampilkan untuk menunjukkan kemampuan dan potensi mereka.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyatakan bahwa Festival Kita Bisa disiapkan sebagai agenda rutin tahunan untuk mendukung tumbuh kembang peserta didik inklusif. “Anak-anak berkebutuhan khusus perlu difasilitasi agar percaya diri dan berani menunjukkan kemampuannya. Melalui festival ini, mereka mendapat ruang untuk tampil, berkompetisi, dan diapresiasi,” ujarnya.

Selain sebagai ajang unjuk bakat, festival ini juga dimanfaatkan Pemkab Banyuwangi untuk menjaring aspirasi. Masukan dari siswa penyandang disabilitas dan para pendamping dihimpun melalui forum rembuk sebagai pertimbangan penyusunan kebijakan ke depan.

Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, menjelaskan bahwa kegiatan ini ditujukan khusus untuk pelajar penyandang disabilitas. Ia menegaskan bahwa Banyuwangi telah berstatus kabupaten inklusif sejak 2014, sehingga akses pendidikan terbuka luas bagi seluruh anak.

“Melalui pendidikan inklusif, anak-anak disabilitas memiliki kesempatan yang sama untuk belajar di sekolah reguler maupun sekolah umum,” kata Suratno.

Ia menambahkan bahwa Festival Kita Bisa merupakan puncak dari rangkaian agenda sebelumnya, seperti peningkatan kompetensi Guru Pembimbing Khusus (GPK), asesmen siswa berkebutuhan khusus oleh Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPI), hingga Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) pada akhir November 2025.

“Puncak kegiatan hari ini ditandai dengan pemberian penghargaan dan pameran karya siswa. Ini menjadi bentuk apresiasi sekaligus penguatan ekosistem pendidikan inklusif di Banyuwangi,” ujarnya.