Kasus Kekerasan Anak di Banyuwangi Meningkat, Pemkab Gandeng Semua Pihak
Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengambil langkah serius untuk mengatasi tingginya kasus kekerasan terhadap anak. Mulai dari kekerasan fisik, psikis, hingga seksual, berbagai kasus ini menjadi perhatian utama, terutama di lingkungan pendidikan. Bupati Ipuk Fiestiandani mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersatu padu menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi anak-anak.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, baru-baru ini menggelar rapat koordinasi penting yang melibatkan berbagai pihak. Tujuannya jelas: memperkuat kolaborasi dalam menangani kasus kekerasan dan kenakalan yang menimpa anak dan remaja di Banyuwangi. Ipuk mengakui bahwa meskipun regulasi telah dibuat dan beberapa langkah eksekusi telah dilakukan, kasus kekerasan masih saja terjadi. Ia menekankan perlunya perubahan pendekatan, dari kerja parsial menjadi aksi yang terkoordinasi dan komprehensif.
Menurut Ipuk, pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak dan remaja memerlukan strategi yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Bukan hanya pemerintah, tetapi juga lembaga pendidikan, tokoh agama, dan masyarakat luas.
Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, juga menunjukkan komitmennya. Pihaknya akan bertindak tegas terhadap peredaran minuman keras dan narkoba, yang seringkali menjadi pemicu tindak kejahatan. “Tidak ada ampun untuk miras,” tegas Rama. Pihaknya juga menyoroti masih adanya kasus kekerasan di lingkungan pendidikan dan pesantren. Ia berharap lembaga-lembaga ini dapat memiliki SOP yang jelas mengenai pola pendidikan dan pengasuhan untuk mencegah terjadinya kasus serupa.
Kapolresta menekankan pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap murid di luar jam sekolah. Ia mengusulkan adanya SOP pendidikan dan kepengasuhan yang tegas dan ditaati bersama, demi terciptanya lingkungan belajar yang aman dan bebas dari kekerasan.



