Banyuwangi — Komitmen Kabupaten Banyuwangi terhadap pendidikan inklusif kembali mendapat perhatian dunia. Dalam waktu dekat, pemerintah daerah bersama organisasi internasional Perkins International yang berbasis di Boston, Amerika Serikat, akan menggelar pelatihan fisioterapi bagi guru dan orang tua anak berkebutuhan khusus (ABK).

Pelatihan tersebut dijadwalkan berlangsung pada 17 November 2025 dan menjadi bagian dari upaya memperkuat layanan pendidikan bagi anak-anak dengan hambatan fisik. Program ini merupakan lanjutan kerja sama antara Pemkab Banyuwangi dan Perkins yang selama ini aktif mendukung peningkatan kapasitas pendidik di sekolah inklusi maupun Sekolah Luar Biasa (SLB).

Direktur Program Perkins wilayah Asia Pasifik, Ami Tango Limketkai, mengatakan Banyuwangi menjadi salah satu daerah yang dinilai berhasil menerapkan pendidikan inklusif berbasis komunitas. “Komunitas di sini juga sangat kuat. Lintas sektor bisa bekerja secara terintegrasi dan terkoordinasi sehingga anak-anak disabilitas dapat terlayani dengan baik,” ujarnya saat bertemu dengan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Senin (3/11/2025).

Ami datang bersama Program Manager Perkins, Paige Klotzman, serta sejumlah education specialist dari Asia Pasifik. Mereka menilai Banyuwangi memiliki ekosistem sosial yang terbuka dan mendukung kesetaraan akses bagi anak disabilitas.

Perkins International sendiri telah lama berkolaborasi dengan Banyuwangi, antara lain melalui program Sekolah Model Inklusif yang melibatkan sekitar 170 guru SLB. Melalui program tersebut, para guru mendapat pelatihan mengenai strategi pengajaran, manajemen kelas, penanganan anak autis, bahasa isyarat, hingga pelatihan dasar fisioterapi.

Untuk pelatihan kali ini, Perkins menghadirkan langsung doktor fisioterapi dari India guna memberikan pelatihan teknis kepada guru dan orang tua anak dengan hambatan fisik. “Kami ingin mengajarkan bagaimana perawatan dasar dilakukan agar anak-anak bisa mencapai potensi maksimal. Jika orang tua memiliki kemampuan ini, mereka bisa memberikan treatment dasar di rumah agar kondisi anak tidak semakin memburuk,” kata Ami.

Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi para guru dan orang tua untuk memahami terapi fisik dasar yang dibutuhkan anak-anak disabilitas. Terapi tersebut penting untuk mencegah kekakuan otot yang dapat mempengaruhi kemampuan motorik dan perkembangan anak.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan apresiasinya atas dukungan berkelanjutan dari Perkins International. Menurutnya, pelatihan ini akan semakin memperkuat kapasitas guru dan orang tua dalam mendampingi anak disabilitas di Banyuwangi.

“Program ini menjadi bagian dari langkah kami memperluas layanan pendidikan inklusif. Dengan peningkatan kapasitas guru dan orang tua, diharapkan anak-anak disabilitas bisa mendapatkan layanan yang lebih berkualitas dan bersemangat dalam belajar,” kata Ipuk.

Pemkab Banyuwangi sejauh ini telah menjalankan berbagai program pro-disabilitas, mulai dari penguatan sekolah inklusi, penyediaan alat bantu belajar, hingga pelatihan keterampilan bagi penyandang disabilitas dewasa. Upaya kolaboratif ini menjadikan Banyuwangi sebagai salah satu daerah rujukan nasional dalam penerapan sistem pendidikan inklusif.

Dengan dukungan mitra internasional seperti Perkins, Banyuwangi menegaskan komitmennya untuk tidak meninggalkan satu pun anak di belakang, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik maupun sensorik.

google-berita-mediakampung
saluran-whatsapp-mediakampung