Taman Bungkul Surabaya menjadi salah satu ruang terbuka hijau yang paling populer di kota ini. Berlokasi di Jalan Raya Darmo, taman yang dikelilingi pepohonan rindang itu menawarkan ruang rekreasi nyaman bagi warga, sekaligus menjadi ikon yang lekat dengan identitas kota. Nilai sejarahnya juga menambah daya tarik, karena kawasan ini dinamai dari Sunan Bungkul, seorang ulama yang makamnya berada tidak jauh dari area taman.

Sebagai ruang publik, Taman Bungkul Surabaya mencerminkan bagaimana Surabaya mengelola ruang hijau yang hidup dan produktif. Suasananya yang teduh di tengah keramaian kota membuat taman ini menjadi tempat favorit untuk berolahraga, berkumpul, atau sekadar melepas penat. Reputasinya pun mendunia setelah meraih The Asian Townscape Award dari PBB pada 2013, sebagai pengakuan atas pengelolaan ruang kota yang inklusif dan ramah masyarakat.

Letaknya yang strategis di salah satu jalur utama Kota Surabaya membuat Taman Bungkul mudah dijangkau. Dari Alun-Alun Surabaya, jaraknya sekitar 5 kilometer atau 10–15 menit perjalanan dengan kendaraan, bergantung pada kondisi lalu lintas. Keberadaannya yang berada di pusat kota menjadikan taman ini selalu ramai, terutama saat pagi dan sore hari.

Taman Bungkul dilengkapi beragam fasilitas. Jalur joggingnya cukup panjang dan nyaman, sementara area skate park menjadi tempat berlatih favorit para penggemar skateboard dan sepeda BMX. Area bermain anak yang aman turut menambah ramahnya taman ini bagi keluarga. Pengunjung juga bisa menikmati akses wifi gratis, air mancur hias, amphiteater untuk pertunjukan, musala, hingga toilet umum yang terawat. Bangku taman serta area piknik tersebar di berbagai titik, membuat pengunjung mudah menemukan tempat untuk bersantai.

Tak hanya menawarkan rekreasi, Taman Bungkul juga dikenal sebagai pusat kuliner yang hidup dari siang hingga malam. Ragam kulinernya membuat kawasan ini menjadi destinasi gastronomi tersendiri. Rawon Kalkulator menjadi salah satu yang paling diburu karena cita rasa dan cara penyajian unik oleh para penjualnya. Selain itu, ada lontong balap, rujak cingur, sate kelopo, tahu tek, hingga soto ayam yang menjadi menu andalan. Pilihan camilan seperti jagung bakar, pisang bakar, pentol, dan cilok juga mudah ditemukan.

Untuk minuman segar, es degan dan es cendol menjadi pilihan favorit. Pengunjung yang ingin menikmati dessert klasik bisa menyempatkan diri ke Zangrandi, kedai es krim legendaris tak jauh dari area taman, yang sudah lama menjadi ikon kuliner Surabaya.

Pada hari Minggu pagi, kawasan Taman Bungkul menjadi bagian dari kegiatan car free day (CFD) yang berlangsung dari pukul 06.00 hingga 10.00 WIB. Jalan Raya Darmo ditutup untuk kendaraan, memberi ruang luas bagi warga untuk bersepeda, jogging, atau sekadar berjalan santai. Komunitas-komunitas kerap memanfaatkan area ini untuk aerobik, zumba, yoga, hingga latihan seni bela diri. Suasana CFD pun semakin meriah dengan hadirnya pedagang makanan sehat dan stan produk lokal yang menawarkan beragam barang.

Dengan segala fasilitas, kenyamanan, dan kekayaan kulinernya, Taman Bungkul Surabaya tetap menjadi ruang hijau yang tak hanya berfungsi sebagai tempat rekreasi, tetapi juga ruang sosial tempat warga berkumpul, bergerak, dan menikmati kota dengan lebih dekat. (balqis).